Bisnis.com, JAKARTA - Kapal perang HTMS Sukhothai tenggelam pada Minggu (18/12/2022) malam di Teluk Thailand, 37 km di lepas pantai tenggara negara itu, 30 awak masih hilang dan dalam pencarian.
Sebanyak 76 pelaut dari kapal tersebut telah diangkut dari laut. Tim penyelamat dengan helikopter masih berupaya menyisir Teluk Thailand pada Selasa (20/12/2022).
Pada Selasa (20/12/2022) pagi, kapal perang Thailand HTMS Kraburi meninggalkan pelabuhan untuk melanjutkan pencarian.
Kapal itu tengah berupaya mencari 30 awak yang hilang di perairan bersama kapal angkatan laut lainnya, dengan 2 helikopter Seahawk.
"Saya berharap kami akan menemukan beberapa orang yang selamat, karena mereka memiliki pelampung," kata perwira angkatan laut, Narong Khumburi.
Hingga kini, upaya untuk menemukan awak yang hilang difokuskan pada pencarian udara, dan angkatan udara Kerajaan Thailand membantu operasi tersebut.
Baca Juga
Komandan HTMS Kraburi, Kraiwit Kornraweeprapapitch mengatakan bahwa cuaca yang sedikit lebih cerah akan membantu pencarian awak kapal tersebut.
"Format pencarian masih sama, yakni operasi gabungan dengan helikopter," lanjutnya seperti dilansir dari CNA, Selasa (20/12/2022).
Selain itu, kapal tersebut bersama 176 awaknya akan bergabung dengan HTMS Angthong, HTMS Naresuan dan HTMS Bhumibol Adulyadej untuk melakukan pencarian di area sekitar 30 mil yang membentang dari Prachuab ke atas Chumporn.
“Saat ini, kapal HTMS Angthong beroperasi sebagai pusat komando untuk pencarian di laut sementara fregat HTMS Bhumibol melakukan patroli 24 jam untuk pencarian,” lapor tim Angkatan Laut.
Seorang dari 76 awak yang diselamatkan pada Senin (19/12/2022) yakni termasuk Chief Petty Officer First Class (CPO1) Natee Timdee.
Pihak Angkatan Laut mengatakan bahwa dia ditemukan tidak sadarkan diri saat terapung di laut dan diberikan pertolongan pertama.
“Tim medis dan petugas penyelamat sudah memindahkan CPO1 Natee ke RS Bang Saphan. Dia menderita luka di kepala dan pergelangan kakinya tetapi kondisinya secara keseluruhan baik-baik saja,” tambahnya.
Penyelam Angkatan Laut, Prawit Gongnak mengatakan bahwa sekarang hanya dilakukan pemantauan situasi dari helikopter.
"Sekarang, kami hanya memantau situasi menggunakan helikopter," kata Gongnak di dermaga di Kota Prachuap Khiri Khan.
Prawit, yang memantau kondisi cuaca cerah dan berangin, mengatakan dia termasuk di antara 29 penyelam yang siaga.
"Kami belum diperintahkan untuk menyelam," lanjutnya.
Anggota National Institute for Emergency Medicine, Sahachart Limcharoenphakdee mengatakan bahwa timnya bekerja sama dengan personel angkatan laut untuk membantu awak yang dievakuasi dari perairan.
"Saya berharap, dan memiliki kepercayaan untuk tim penyelamat angkatan laut yang terampil," katanya.
Pada Senin (19/12/2022), Komandan Angkatan Laut, Pichai Lorchusakul mengatakan bahwa mereka tetap fokus menemukan korban selamat.
"Prioritas utama kami adalah mencari dan menyelamatkan korban sebanyak yang kami bisa," katanya.
Pichai menambahkan, bahwa ini adalah pertama kalinya bagi angkatan laut Thailand kehilangan sebuah kapal dengan insiden tersebut.
Angin Kencang
Sedikitnya 31 kru kapal perang hilang setelah sebuah korvet Angkatan Laut Kerajaan Thailand tenggelam di Teluk Thailand pada Minggu (18/12/2022) malam.
Operasi besar-besaran yang melibatkan kapal perang dan helikopter dilakukan guna mencari kru HTMS Sukhothai yang tenggelam sekitar pukul 23.30 waktu setempat (23.30 WIB) di lepas Pantai Provinsi Prachuap Khiri Khan, bagian Selatan Bangkok.
Menurut AL Thailand, "gelombang angin kencang" mengganggu operasi penyelamatan.
Korvet tersebut mengalami kegagalan daya dan air masuk ke dalam kapal sebelum akhirnya tenggelam, sekitar 20 mil laut dari pantai distrik Bang Saphan di provinsi bagian tengah Thailand itu.
Pihak AL mengatakan air "merendam sistem kelistrikan" sehingga terjadi pemadaman dan "mesin-mesin utama mati".
Sebanyak 76 awak kapal berhasil diselamatkan, 11 di antaranya kini dirawat, sementara pencarian 30 awak lain yang belum ditemukan masih berlangsung, kata AL Thailand.