Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan melakukan serangan yang jauh lebih besar kepada Iran jika tak bersedia melakukan perdamaian.
Trump menyatakan bahwa tiga fasilitas nuklir utama Iran telah dihancurkan oleh pasukan militer AS, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan.
“Tetapi sekarang saatnya berdamai. Jika mereka tidak melakukannya, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,” kata Trump dalam pidato yang disiarkan di akun X The White House, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.
Trump menyatakan tujuan dari serangan ini untuk menghancurkan kapasitas nuklir dan instrumen Iran serta menghentikan ancaman nuklir. Dia juga menyebut bahwa serangan tersebut telah berhasil dilakukan.
“Malam ini, saya dapat melaporkan kepada dunia bahwa serangan itu merupakan keberhasilan militer yang spektakuler,” ujarnya.
Selama 40 tahun, kata Trump, Iran menyebut bahwa kematian bagi Amerika adalah kematian bagi Israel. Kepala Negara AS itu telah memutuskan untuk tidak akan membiarkan hal ini kembali terjadi.
Baca Juga
“Saya sudah lama memutuskan bahwa saya tidak akan membiarkan ini terjadi. Ini tidak akan berlanjut,” sambungnya.
Dalam pidatonya, Trump juga mengucapkan terima kasih dan memberikan selamat kepada Perdana Menteri Israel Netanyahu.
“Kami bekerja sebagai tim yang mungkin belum pernah ada tim yang bekerja sebelumnya, dan kami telah menempuh jalan panjang untuk menghapus ancaman mengerikan ini bagi Israel,” imbuhnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pasukan militer Israel dan militer AS atas operasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade.
Lebih lanjut, Trump kembali memberikan ultimatum bahwa Iran harus memilih antara menerima perdamaian atau menghadapi serangan yang jauh lebih parah dari apa yang telah terjadi dalam delapan hari terakhir.
“Tetapi jika perdamaian tidak segera datang, kami akan mengejar target lainnya dengan kecepatan dan keterampilan presisi. Sebagian besar dari mereka dapat disingkirkan dalam hitungan menit,” pungkasnya.