Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transformasi Modern di Hari Kemerdekaan Kazakhstan

Presiden Tokayev mengusulkan untuk membatasi masa jabatan presiden menjadi satu periode selama 7 tahun tanpa hak untuk dipilih kembali.
Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan Roman Vassilenko memberikan keterangan kepada jurnalis 11 media asing di kantor Kementerian Luar Negeri Kazakhstan di Astana, Senin (12/2/2022). Akhirul Anwar/Bisnis.com
Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan Roman Vassilenko memberikan keterangan kepada jurnalis 11 media asing di kantor Kementerian Luar Negeri Kazakhstan di Astana, Senin (12/2/2022). Akhirul Anwar/Bisnis.com

Bisnis.com, ASTANA — Kazakhstan memperingati hari kemerdekaan ke-31 pada hari ini Jumat 16 Desember 2022. Peringatan kemerdekaan pada tahun ini berbeda dan sangat monumental setelah negara pecahan Soviet tersebut melewati menghadapi tantangan berat akibat kerusuhan dan kekacauan pada awal tahun.

Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan Roman Vassilenko mengatakan bahwa Kazakhstan baru-baru ini mengadakan pemilihan presiden lebih awal yakni pada 20 November 2022 yang menghasilkan terpilihnya kembali Presiden Kassym-Jomart Tokayev.

Seperti diketahui bahwa Tokayev merupakan pemimpin Kazakhstan sejak 2019. Tokayev sebagai penjabat Presiden menggantikan Presiden Nursultan Nazabayev yang mengundurkan diri pada 2019 setelah memimpin Kazakhstan selama 28 tahun. Pemilihan Presiden berlangsung secara demokratis di Kazakhstan.  

“Itu adalah tonggak penting dalam perkembangan demokrasi negara kita. Saya ingin menekankan bahwa pemilihan itu adil, transparan, dan secara ketat sejalan dengan hukum negara,” katanya saat menyambut kunjungan 11 media asing di kantor Kementerian Luar Negeri, Astana, Senin (12/12/2022)

Menurutnya, Pemilihan Presiden 2022 merupakan salah satu yang paling beragam dalam sejarah Kazakhstan. Sebanyak enam kandidat dengan pandangan politik berbeda berpartisipasi dalam pemungutan suara, termasuk perwakilan dari oposisi, yang memberi pemilih banyak pilihan. Selain itu, ada dua calon kalangan perempuan mencalonkan diri sebagai presiden untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Pemilihan presiden diadakan lebih awal karena Presiden Tokayev merasa perlu mencari langkah demokratis atas mandatnya untuk melakukan transformasi fundamental Kazakhstan. Hal itu penting karena untuk memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menyuarakan pendapat mereka melalui pemungutan suara tentang perubahan yang telah terjadi di negara dan arah masa depan bangsa.

 

REFORMASI

Kazakhstan mengalami tantangan berat pada Januari 2022 di mana kerusuhan dan kekacauan terjadi di beberapa kota besar seperti Almaty (Ibu Kota Kazakhsatan sebelum pindah ke Astana), Mangystau, dan Ibu Kota Astana. Kota tersebut sempat lumpuh, penerbangan dihentikan, internet mati, layanan perbankan juga ikut terkena dampak setelah demonstran merusak kantor-kantor pemerintahan. 

Protes kekerasan di negara terbesar Asia Tengah itu diawali oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun baru 2022. Situasi keamanan yang tidak menentu membuat Presiden Tokayev meminta bantuan blok keamanan yang dipimpin Rusia (CSTO) untuk meredam demo di negaranya.

Sebanyak lebih dari 200 orang tewas termasuk anggota pasukan keamanan sekaligus menjadi sejarah kelam negara itu. Namun, peristiwa tersebut merupakan katalisator transformasi yang dialami Kazakhstan. Krisis itu adalah alasan penting untuk melakukan implementasi inisiatif positif utama oleh Presiden Tokayev.

Pada Maret 2022, Presiden Tokayev mengusulkan reformasi politik secara luas yang membutuhkan amandemen sepertiga dari Konstitusi negara. Sebagai cerminan dari kredensial demokrasi Kazakhstan, amandemen tersebut dilakukan pemungutan suara dalam referendum nasional yang diadakan pada tanggal 5 Juni 2022.

“Warga negara kami memberikan suara yang sangat banyak untuk mendukung amandemen dan reformasi tersebut. Sebelum pemilihan presiden, Presiden Tokayev secara terbuka menandatangani enam Undang-Undang penting yang diadopsi setelah referendum ini,” kata Vassilenko.

Enam UU tersebut meliputi UU tentang Mahkamah Konstitusi Republik Kazakhstan, UU tentang Komisioner Hak Asasi Manusia di Republik Kazakhstan, UU tentang Kantor Kejaksaan, UU tentang Perubahan dan Penambahan Pelaksanaan Tujuan Kepala Negara, UU tentang Amandemen Lembaga Legislatif Kazakhstan, dan UU tentang Amandemen tentang Pelanggaran Administratif.

Berlakunya undang-undang ini berkontribusi pada demokratisasi yang lebih besar dari sistem politik dan peningkatan lebih lanjut dari sistem check and balance antara cabang-cabang kekuasaan negara.

Selain itu, pada 1 September 2022, Presiden Tokayev mengusulkan untuk membatasi masa jabatan presiden menjadi satu periode selama 7 tahun tanpa hak untuk dipilih kembali. "Ini merupakan terobosan dalam mengembangkan demokrasi di Kazakhstan," imbuh Vassilenko.

Selain inisiatif politik, reformasi Presiden Tokayev juga mencakup pembangunan sosial-ekonomi Kazakhstan untuk menciptakan kelas menengah yang mandiri dan ekonomi yang efisien yang menjamin distribusi pendapatan yang adil, penciptaan pekerjaan berkualitas, dan peningkatan kehidupan yang stabil menjadi standar untuk semua warga negara.

Dalam pelaksanaanya, Vassilenko menjelaskan bahwa memastikan bahwa reformasi akan dilaksanakan secara penuh dan efektif sangat penting. Dalam hal ini, Presiden Tokayev telah menandatangani keputusan segera setelah pelantikannya yang menyetujui rencana aksi pelaksanaan program pemilihannya mencakup tiga bidang yakni negara yang adil, ekonomi yang adil, dan masyarakat yang adil.

"Tujuannya adalah untuk menjamin pelaksanaan reformasi. Misalnya, langkah-langkah termasuk memastikan aparatur negara yang efisien, pengadilan yang independen, dan perlindungan hak-hak warga negara, serta mengadakan pemilihan parlemen yang kompetitif pada semester pertama tahun depan," jelas Vassilenko. 

Inisiatif lain ditujukan untuk mengurangi ekonomi bayangan, mengurangi bagian negara dalam ekonomi menjadi 14% pada tahun 2025, demonopolisasi, perlindungan persaingan, dan adopsi Program Pajak baru. Terlepas dari pentingnya pemilu yang lalu dan implementasi reformasi serta program pascapemilu, Vassilenko menekankan bahwa hal ini bukanlah akhir dari perjalanan demokrasi Kazakhstan.

Pemilihan parlemen akan diadakan tahun depan sehingga menunjukkan makin terfasilitasinya semua perubahan positif. Hal itu tecermin pada akhir November 2022, Kementerian Kehakiman menyetujui pendaftaran partai politik baru "Baitaq" yang bertujuan untuk mengangkat masalah ekologis.

Sebagai bagian dari amandemen baru-baru ini, sebuah partai hanya membutuhkan 5.000 tanda tangan untuk didaftarkan dan 5% suara untuk masuk ke Mazhilis (batas bawah parlemen), bukan 7%.

"Namun, pemilihan yang akan datang pun tidak akan menandai akhir dari pembangunan dan modernisasi Kazakhstan yang sedang berlangsung. Proses ini perlu terus berkembang, mengingat dunia yang berubah dengan cepat dan kebutuhan masyarakat," pungkas Vassilenko. 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper