Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat pertahanan dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati atau yang biasa dipanggil Nuning, berpendapat pernyataan Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil soal bergabung ke Malaysia dan rakyat angkat senjata, bisa dianggap masuk ke ranah makar.
Sebagai informasi, Adil protes kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) karena tak ada kejelasan pembagian DBH (dana bagi hasil) minyak ke wilayah pimpinannya.
Dia sempat mempertanyakan apakah perlu masyarakat Meranti angkat senjata. Bahkan, mengatakan lebih baik Kepulauan Meranti diberikan ke Malaysia.
Nuning pun menganggap pernyataan tersebut berpotensi dikategorikan sebagai makar.
"Ungkapan bahwa minta Meranti dikasihkan ke negara tetangga dan mau angkat senjata itu dikhawatirkan bisa masuk dalam ranah makar," ujar Nuning kepada Bisnis, Senin (12/12/2022).
Dia mengatakan, tak ada yang salah mengkritisi pemerintah pusat. Meski begitu, kritik tersebut harus berdasarkan aturan.
Baca Juga
Nuning menilai tak pantas seorang bupati menyatakan pendapat kontroversial, yang berpotensi menimbulkan masalah baru.
"Sebaiknya berhati-hati jika masuk ranah kedaulatan RI [Republik Indonesia]," ungkap mantan anggota Komisi I DPR tersebut.
Dia menyarankan Kemenkeu mengambil langkah hukum terkait pernyataan Adil tersebut.
"Kemenkeu juga ambil langkah hukum, masuk dalam ranah penghinaan," ujarnya
Sebelumnya, Adil mengatakan produksi minyak di wilayahnya meningkat, namun DBH yang diterima justru mengalami penurunan. Padahal, lanjut dia, harga minyak mengalami kenaikan imbas konflik Rusia dan Ukraina. Adil juga mempertanyakan kemana penghasilan minyak dari Meranti.
“Pertanyaannya, minyaknya banyak duitnya besar, kok dapatnya malah berkurang. Ini kenapa? Apakah uang saya dibagi di seluruh Indonesia? Makanya maksud saya, kalau bapak nggak mau ngurus kami, pusat tidak mau mengurus Meranti, kasih kan kami ke negeri sebelah [Malaysia],” tegas Adil dalam Rapat Koordinasi Nasional Optimalisasi Pendapatan Daerah, di Pekanbaru, Riau, pada Kamis (8/12/2022).
Bahkan, dia sempat menanyakan apa perlu masyarakat Meranti akan angkat senjata untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Apa perlu Meranti angkat senjata, kan tak mungkin," ucapnya.