Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Sebut G7 Tidak Lagi Mendominasi G20

Rusia mengklaim deklarasi KTT G20 Bali menunjukkan kalau G7 tidak lagi mendominasi forum G20.
Sherpa G20 Rusia Svetlana Lukash mengklaim deklarasi KTT G20 Bali menunjukkan kalau G7 tidak lagi mendominasi forum tersebut./TASS
Sherpa G20 Rusia Svetlana Lukash mengklaim deklarasi KTT G20 Bali menunjukkan kalau G7 tidak lagi mendominasi forum tersebut./TASS

Bisnis.com, JAKARTA –  Sherpa G20 Rusia Svetlana Lukash mengklaim deklarasi KTT G20 Bali menunjukkan kalau G7 tidak lagi mendominasi forum tersebut.

Dikutip dari TASS, Rabu (30/11/2022), dalam wawancara untuk Vedomosti. dia menganggap konsolidasi G7 untuk mengisolasi Rusia layaknya di forum internasional lain gagal.

"G7, tentu saja, lebih terkonsolidasi [dibandingkan dengan negara bagian G20 lainnya]. Mereka berkumpul terlebih dahulu dan membuat beberapa keputusan bersama seperti bagaimana mereka berniat mengabaikan seseorang. Tapi mereka gagal, dan deklarasi itu sekali lagi menunjukkan suara mereka tidak lagi mendominasi G20," kata Lukash.

Menurut dia, masalah utama yang membutuhkan konsensus untuk mengadopsi hasil deklarasi adalah situasi di Ukraina dan kesepakatan kesepakatan biji-bijian.

"Itu adalah dua elemen kunci dan, pada akhirnya, dua kunci kemenangan Rusia dan ekonomi berkembang," katanya.

Dia menggarisbawahi bahwa bahasa yang diadopsi sepenuhnya sesuai dengan kepentingan Rusia dan "tidak membiarkan suara Barat mendominasi."

Seperti diperkirakan para analis, isu Ukraina mendominasi KTT G20. Menurut deklarasi tersebut, G20 menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas risiko ketahanan pangan global yang ditimbulkan oleh naiknya ketegangan akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Leaders' Declaration setebal 17 halaman itu, menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina. Anggota G20 juga menuntut penarikan pasukan Rusia secara penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.

Dalam deklarasi tersebut ditegaskan G20 memang bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan. Kendati demikian, anggota G20 mengakui masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global.

"Dokumen itu memang berisi kecaman, tetapi bukan terhadap Rusia, tetapi perang itu sendiri. Deklarasi Bali mengakui adanya perbedaan pendapat baik mengenai konflik di Ukraina maupun mengenai peran sanksi," Lukash.

“Sepanjang tahun ini, Barat berusaha membuktikan bahwa Rusia dan operasi militer khususnya harus disalahkan atas semua krisis yang sedang berlangsung di pasar pangan dan energi. Namun, teks deklarasi tersebut membuktikan sebaliknya,” Lukash menggarisbawahi.

Lukash mencatat, bahwa negara-negara tersebut telah menyatakan posisi mereka mengenai situasi di Ukraina, termasuk di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang memungkinkan untuk menghindari penilaian khusus atas konflik Ukraina oleh G20 itu sendiri.

Sementara itu, dikukuhkan bahwa tidak ada dominasi konsep Barat, yang menuduh Rusia melakukan semua proses negatif.

Dia menambahkan, deklarasi Bali mengakui adanya perbedaan pendapat baik mengenai konflik di Ukraina maupun mengenai peran sanksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper