Bisnis.com, JAKARTA - Pada akhir pekan lalu, Presiden Korea Utara, Kim Jong Un bersanding dengan putrinya saat uji coba peluncuran rudal jarak jauh, antarbenua di negara itu.
Pada gambar menunjukkan Kim Jong Un memegang tangan putrinya yang sudah gadis, saat uji coba Hwasong-17, rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar hingga saat ini.
Kim Jong Un yang membawa putrinya dalam uji coba rudal tersebut menimbulkan spekulasi tentang masa depan pemerintahan Korea Utara.
Masyarakat berasumsi bahwa putrinya dapat menggantikan posisi Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara di masa depan.
Adapun pejabat Korea Selatan mencoba mengidentifikasinya. Gadis itu bernama Ju Ae, yang pertama kali diungkap oleh mantan pemain bola basket Amerika Serikat (AS), Dennis Rodman, setelah dia mengunjungi keluarga Kim Jong Un pada tahun 2013.
Ju Ae dikabarkan sebagai anak kedua Kim Jong Un dari tiga bersaudara. Menurut badan intelijen Korea Selatan, ia berusia 10 tahun, tetapi yang lain menduga Ju Ae berusia 12 atau 13 tahun.
Baca Juga
Pada Sabtu (19/11/2022), Ju Ae terlihat memegang tangan ayahnya, Kim Jong Un, saat ingin meninggalkan lokasi peluncuran rudal, ditemani oleh ibunya, Ri Sol-ju.
Segala sesuatu yang ia kenakan saat debut di depan publik terlihat sangat hati-hati, dengan pakaian putih, hitam dan merah serasi dengan warna misil.
Adapun fokus media pemerintah pada Kim Jong Un yang saat ini berusia 30 tahunan dan sedang berjuang melawan penyakitnya ini yakni mulai memikirkan penggantinya di masa depan.
Sementara itu, para analis percaya bahwa sangat kecil kemungkinan politik Korea Utara bisa menerima wanita sebagai pemimpin, bahkan cicit dari Kim II-sung, mantan presiden Korea Utara.
Pakar Korea Utara di International College of Management di Sidney, Leonid Petrov meyakini tak mungkin wanita akan memerintah Korea Utara.
"Tidak mungkin ada anggota perempuan klan Kim yang akan dinobatkan untuk memerintah Korea Utara," kata Petrov, seperti dilansir dari The Guardian, pada Rabu (23/11/2022).
Lebih lanjut, Petrov mengatakan jika itu terjadi maka yang paling mungkin jadi penerus Kim Jong Un adalah saudara perempuannya, Kim Yo-jong.
"Jika Kim Jong Un tidak memiliki penerus laki-laki, itu akan membuka kemungkinan bagi Kim Yo-jong untuk mewarisi peran utama dalam kepemimpinan Korea Utara," kata Petrov.
Petrov mengatakan bahwa dengan membawa putrinya ke depan publik, sebagai suatu cara Kim Jong Un untuk memperlihatkan sebagai ayah yang peduli dan penguasa yang baik hati.
"Kim Jong-un masih relatif muda, jadi untuk memproyeksikan citranya sebagai ayah yang peduli dan penguasa yang baik hati, dia membawa putrinya untuk kesempatan berfoto di lokasi peluncuran rudal," katanya.
Mantan analis Badan Intelijen Pusat (CIA) Korea Utara, Soo Kim mengatakan bahwa Kim Jong Un memiliki lebih dari satu putra, selain Tamasya Ju Ae.
"Mungkin dia tidak memperkenalkan Ju Ae sebagai ahli waris resminya, tapi karena dia bersama dengan saudara laki-lakinya, akan melanjutkan warisan Kim, masuk akal bagi Kim untuk memperkenalkan salah satu anaknya ke publik," kata Soo Kim.
Selain itu, Soo Kim mengatakan bahwa anak-anak Kim Jong Un pun belum siap untuk mengambil alih negara untuk saat ini, dan Kim belum siap juga untuk menyerahkan kendali.
"Dari sudut pandang suksesi, anak-anak Kim masih cukup muda dan setidaknya dari pandangan publik, mungkin belum siap untuk mengambil alih negara. Dan mengingat usia Kim, terlepas dari masalah kesehatannya, dia mungkin belum siap untuk menyerahkan kendali kepada anak-anak yang masih kecil," lanjutnya.