Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan ada potensi ancaman non-militer yang bisa terjadi di Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali.
Meski demikian, dia tak khawatir karena Indonesia sudah banyak pengalaman untuk melakukan keamanan di sejumlah agenda internasional. Salah satunya, saat dirinya masih menjabat sebagai panglima TNI dalam melakukan pengamanan dalam agenda Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)
“Dari sisi keamanan saya kita, kita sudah sangat paham. Saya lihat untuk pergelaran [agenda internasional] kekuatan kita cukup memadai, komunikasi dengan satuan keamanan yang dibawa oleh Kepala Negara Luar Negeri juga sudah berjalan baik, sehingga saya harapkan tidak ada persoalan yang signifikan,” tuturnya saat ditemui di Bali International Convention Centre, Minggu (13/11/2022).
Meski begitu, dia mengatakan bahwa tentunya Pemerintah akan tetap antisipatif, khususnya terhadap potensi ancaman yang ada.
Salah satunya, dia mengatakan ancaman bersifat tidak langsung (undirect violence).
“Kalaupun ada potensi-potensi ancaman, [mungkin] yang berpeluang bersifat undirect ya, biasanya ancaman non-militer, tetapi potensi ini yang juga sudah kami persiapkan peta pergerakan kelompok-kelompok itu yang selama ini diwaspadai oleh aparat keamanan, dari kelompok-kelompok teroris sudah kami baca semua potensinya, kami berharap pelaksanaan ini semunya bisa lancar,” katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, Moeldoko juga menyebutkan untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas sekaligus memudahkan mobilitas para delegasi dan kepala negara agar tidak terjebak kemacetan, maka diterapkan sejumlah kebijakan.
Selain memutuskan penerapkan skema rekayasa lalu lintas ganjil genap dan pembatasan operasional angkutan barang. Juga tengah diwacanakan untuk melakukan clear area untuk jalur lintasan Delegasi menuju lokasi acara.
“Ya, saya pikir jauh hari ini sudah dipikirkan [clear area]. Ya, saya pikir jauh hari ini sudah dipikirkan, handicap dari perjalanan sudah dipikirkan, jalan sudah diperlancar. Kalau pun ada kemacetan itu nanti dinamika di lapangan tapi semua sudah terencana sehingga menurut saya itu merupakan hal kecil,” imbuhnya.
Apalagi, Moeldoko melanjutkan The Apurva Kempinski memiliki ruang manuver yang padat sehingga diakuinya lokasi tersebut menjadi salah satu titik kemacetan.
“Karena dari awal sudah kita waspadai Apurva itu ruang manuvernya ya agak sempit. dari awal sudah kita waspadai itu. Saya pikir aparat sudah bekerja dengan baik untuk mengurai kemacetan,” pungkas Moeldoko.