Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapal di Krimea Diserang, Rusia Setop Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam dekat pelabuhan Sevastopol di Semenanjung Krimea.
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia menarik diri dari perjanjian ekspor biji-bijian dari Ukraina menyusul serangan pesawat tak berawak terhadap kapal-kapal Rusia di Krimea.

Dilansir dari Aljazeera pada Minggu (30/10/2022), Rusia mengatakan langkah itu diambil karena serangan pesawat tak berawak dan partisipasi Inggris. Penangguhan kesepakatan ini akan memangkas ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam dekat pelabuhan Sevastopol di Semenanjung Krimea yang dengan 16 pesawat tak berawak pada Sabtu dini hari.

Rusia juga mengatakan bahwa angkatan laut Inggris telah membantu koordinasi serangan ini. Inggris blak-blakan menolak tuduhan tersebut.

Kesepakatan ekspor yang ditengahi oleh Turki dan PBB untuk membuka ekspor biji-bijian ditandatangani antara Rusia dan Ukraina pada Juli lalu. Kesepakatan ini sangat penting untuk meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh konflik tersebut.

Dengan perjanjian tersebut 9 juta ton gandum Ukraina dapat diekspor dan akan diperpanjang pada 19 November.

“Pihak Rusia menangguhkan partisipasi dalam pelaksanaan perjanjian ekspor produk pertanian dari pelabuhan Ukraina,” kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Sevastopol, yang menjadi sasaran beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, menjadi markas armada dan pusat logistik Rusia untuk agresinya di Ukraina.

Tentara Rusia mengklaim telah menghancurkan sembilan drone udara dan tujuh drone maritim dalam serangan di pelabuhan pada Sabtu pagi.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut kesepakatan ekspor ini ditangguhkan tanpa batas waktu, sehingga meredupkan prospek pembicaraan untuk memperpanjang perjanjian lebih dari 19 November.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sekitar 170 kapal saat ini terdampar, dengan beberapa di antaranya menunggu lebih dari tiga minggu. Hal ini berarti lebih dari 2 juta ton biji-bijian yang seharusnya diekspor masih berada di laut.

“Ini benar-benar blokade yang disengaja oleh Rusia. Ini adalah niat yang benar-benar transparan dari Rusia untuk mengembalikan ancaman kelaparan skala besar ke Afrika dan Asia,” ungkap Zelensky seperti dilansir Bloomberg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper