Bisnis.com, SOLO - Sebuah fenomena menarik terjadi sejak delapan bulan Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Untuk kali pertama sejak delapan bulan terakhir, AS membela Rusia terkait satu hal dalam konflik Rusia vs Ukraina. Tentu saja ini bisa membuat Ukraina kecut dan khawatir.
Cerita bermula saat Rusia dan Ukraina saling tuduh soal penggunaan bom kotor.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah melakukan serangkaian panggilan telepon baru-baru ini kepada rekan-rekan dari beberapa negara NATO.
Dalam telepon tersebut, dia mengatakan bahwa Kyiv berencana untuk menggunakan bom kotor.
Amerika Serikat, Inggris dan Prancis sama-sama menolak klaim dari pihak Rusia tersebut. Bahkan Presiden Ukraina,Volodymyr Zelenskyy, menjawabnya dengan tuduhan balik.
Ia mengatakan jika justru Rusia yang sedang berencana untuk menggunakan bom kotor tersebut.
"Jika Rusia menelepon dan mengatakan bahwa Ukraina diduga sedang mempersiapkan sesuatu, itu berarti satu hal: Rusia telah menyiapkan semua ini," kata Zelensky dalam sebuah pidato video.
Tapi pada Selasa, 25 Oktober 2022, seorang pejabat Rusia yang tidak disebutnya namanya justru "membela" Rusia.
Ia mengatakan jika sejauh ini belum ada indikasi yang bisa membuat Rusia layak dituduh sebagai pengguna bom kotor tersebut.
Di sisi lain, pejabat tersebut juga tidak menuduh Ukraina yang memulai menggunakan bom itu.
“Ukraina tidak membuat bom kotor, kami juga tidak memiliki indikasi bahwa Rusia telah membuat keputusan untuk menggunakan senjata nuklir, kimia, bio”, kata pejabat itu kepada wartawan dengan syarat anonim.