Bisnis.com, JAKARTA – Rishi Sunak menjadi calon kuat Perdana Menteri (PM) Inggris. Jika menang, Sunak akan menjadi keturunan Asia yang memimpin Inggris.
Sunak, yang bernama lengkap Rishi Sunak lahir di Southampton, Inggris pada 12 Mei 1980. Dia lahir dari orangtua berasal dari Asia, yang awalnya bertempat tinggal di India dan pindah ke Inggris dari Afrika Timur.
Ayah Sunak merupakan seorang dokter, dan ibunya memiliki toko kimia. Saat ini Sunak berusia 42 tahun, yang sebelumnya menempuh pendidikan di Universitas Oxford untuk belajar filsafat, politik dan ekonomi (PPE).
Sunak bertemu istrinya, Akshata Murty, seorang putri dari orangtua kaya di India.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Sunak bekerja untuk Goldman Sachs sebelum pindah sebagai pengelola investasi global.
Saat ini, Sunak dan Murty memiliki kekayaan gabungan sebesar 730 juta poundsterling atau setara Rp12,9 triliun pada tahun 2022. Keduanya dikaruniai dua anak perempuan.
Baca Juga
Karier politik Sunak dimulai pada Oktober 2014 ketika dia terpilih sebagai kandidat Richmond (Yorks) mengalahkan Wendy Morton.
Pada tahun yang sama Sunak sedang menjabat sebagai kepala Unit Penelitian Black and Minority Ethnic (BME) dari pusat think tank Policy Exchange — berkontribusi menulis laporan tentang komunitas BME di Inggris.
Kemudian, Sunak terpilih menjadi anggota parlemen untuk Richmond (Yorks) pada 2015. Saat menjabat, dia mendukung Brexit di referendum keanggotaan Uni Eropa (UE) pada Juni 2016.
Pada tahun yang sama, dia menulis laporan untuk Center for Policy Studies (sebuah think tank Thatcher) yang mendukung pendirian pelabuhan bebas setelah Brexit.
Sunak pun menulis laporan yang menganjurkan penciptaan pasar obligasi ritel untuk usaha kecil dan menengah pada 2017. Pada tahun yang sama, Sunak terpilih kembali pada pemilihan umum dengan peningkatan mayoritas sebesar 40,5 persen.
Kemudian, dia berhasil menduduki posisi wakil sekretaris negara parlemen untuk pemerintah daerah dengan masa jabatan mulai Januari 2018 hingga Juli 2019.
Ketika Boris Johnson terpilih sebagai PM Inggris pada 2019, Sunak diangkat menjadi Ketua Sekretarian Kementerian Keuangan. Pada Februari 2020, dia dipromosikan menjadi menteri keuangan sebagai bagian dari perombakan kabinet setelah pengunduran diri Sajid Javid tarif pajak perusahaan sejak itu.
Kemudian, Sunak mengundurkan diri sebagai menteri keuangan pada 5 Juli 2022 dan mengumumkan dirinya pada 8 Juli 2022 akan maju sebagai kandidat dalam pemilihan kepemimpinan partai Konservatif untuk menggantikan Johnson.
Sebelum terjun ke dunia politik, Sunak menghabiskan karier profesionalnya dalam bisnis dan keuangan, dan bekerja secara internasional.
Dia ikut mendirikan sebuah perusahaan investasi yang bekerja dengan perusahaan di sejumlah tempat. Kemudian, menggunakan pengalamannya untuk membantu perusahaan kecil dan wirausaha Inggris untuk bisa tumbuh.