Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nato Siap Ganyang Rusia Jika Lakukan Serangan Nuklir

Nato beri peringatan keras ke Rusia jika menggunakan senjata nuklir.
Nato Siap Ganyang Rusia Jika Lakukan Serangan Nuklir. Tsar Bomba, bom nuklir terbesar sejagat raya yang pernah diciptakan oleh Rusia kala itu masih dalam koloni Uni Soviet./ Wikipedia Commons
Nato Siap Ganyang Rusia Jika Lakukan Serangan Nuklir. Tsar Bomba, bom nuklir terbesar sejagat raya yang pernah diciptakan oleh Rusia kala itu masih dalam koloni Uni Soviet./ Wikipedia Commons

Bisnis.com, JAKARTA - Nato siap menghancurkan pasukan dan peralatan perang Rusia di Ukraina jika Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir.

Ancaman itu disampaikan mantan direktur CIA dan pensiunan jenderal militer bintang empat, David Petraeus.

Petreaus mengatakan bahwa dia belum berbicara dengan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan tentang kemungkinan tanggapan AS terhadap eskalasi nuklir dari Rusia. Namun, pejabat Pemerintah AS telah berulang kali memberitahu pihak Moskow soal rencana itu.

"Untuk membuktikan kepada Anda, kami akan merespons dengan memimpin upaya Nato secara kolektif untuk mengalahkan setiap kekuatan konvensional Rusia yang dapat kami identifikasi di medan perang di Ukraina dan juga di Krimea dan setiap kapal di Laut Hitam,”ujarnya seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (3/10/2022).

Peringatan itu datang beberapa hari setelah Putin menyatakan pandangan yang banyak ditafsirkan sebagai ancaman perang yang lebih besar antara Rusia dan Barat.

Ketika ditanya apakah penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di Ukraina akan membawa Amerika Serikat dan Nato maju ke medan perang, Petreaus mengatakan bahwa langkah itu bisa diambil.

Meski Ukraina bukan anggota Nato, AS dan sekutunya akan mengambil tindakan.

Petreaus mengakui bahwa kemungkinan radiasi akan meluas ke negara-negara Nato dan berdasarkan payung hukum Pasal 5 hal itu dapat ditafsirkan sebagai serangan terhadap anggota Nato.

Kasus lainnya adalah bahwa ini sangat mengerikan sehingga harus ada tanggapan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Tekanan yang meningkat pada Putin setelah Ukraina memperoleh kemenangan di bagian timur negara itu, selain perlawanan terhadap upaya mobilisasi di Rusia, Petreaus mengatakan pemimpin Moskow itu telah putus asa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper