Bisnis.com, SOLO - Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, menyisakan luka yang dalam di dunia sepak bola.
Tragedi ini menjadi yang terbesar kedua di dunia, dengan menewaskan ratusan supporter akibat tembakan gas air mata.
Tembakan gas air mata di event olahraga pun sebelumnya tegas dilarang oleh federasi sepak bola dunia atau FIFA.
Hal itu juga yang menyebabkan setidaknya 300 lebih orang meninggal dunia di tragedi Peru pada 1964.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut tragedi Kanjuruhan menjadi hal yang mengejutkan
“Dunia sepak bola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino dilansir dari laman resmi FIFA.
Baca Juga
Gianni Infantio juga menyampaikan bahwa FIFA dan komunitas sepak bola global, turut berbelasungkawa pada korban.
Dalam keterangan resmi tersebut, FIFA belum menyinggung perihal tindak lanjut atas tragedi yang terjadi di Malang itu.
Di lain sisi, Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi memastikan Arema Malang akan menerima sanksi berat buntut tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam.
“Sanksi berat menunggu Arema Malang begitu juga dengan panpelnya [panitia pelaksana] karena kejadian ini, kejadian luar biasa dan sangat luar biasa,” ungkap Yunus kepada awak media di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Minggu (2/10/2022).
Yunus mengatakan bahwa pihak PSSI akan segera mengambil keputusan mengenai sanksi tegas yang akan dilayangkan kepada Arema dan panpel.