Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma’ruf Apresiasi Ngariksa: Manuskrip Bisa Dikaji Secara Asik!

Wapres mengapresiasi tayangan Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) yang bisa mengemas kajian kekayaan literasi nusantara dengan sangat menarik.
Wapres Ma’ruf Apresiasi Ngariksa: Manuskrip Bisa Dikaji Secara Asik!/ Setwapres
Wapres Ma’ruf Apresiasi Ngariksa: Manuskrip Bisa Dikaji Secara Asik!/ Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mengapresiasi tayangan Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) yang diinisiasi oleh Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Oman Fathurahman.

Menurutnya, tayangan tersebut merupakan salah satu kegiatan mengkaji kekayaan literasi nusantara yang disiarkan secara daring melalui media sosial, apalagi diyakininya literasi nusantara memiliki sejarah panjang sejak dahulu kala.

"Tayangan Ngariksa adalah terobosan baru di era digital yang membuktikan kepada kita bahwa manuskrip kuno bisa dikaji dengan asyik, bahkan dinikmati oleh audiens milenial," ujarnya dalam testimoninya secara virtual atas penayangan Ngariksa ke-75, Jumat malam (9/9/2022).

Dia melanjutkan, banyak tulisan telah dihasilkan dalam berbagai bentuk oleh para pendahulu. Kekayaan budaya tersebut diharapkan dapat diwariskan kepada generasi muda melalui karya-karya kuno peninggalan cendekiawan bangsa.

Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengkaji manuskrip kuno nusantara agar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Ma’ruf pun mengapresiasi kegiatan yang saat ini telah mengkhatamkan pembacaan manuskrip Zubdatul Asrar karangan seorang ulama besar Nusantara abad 17, Syekh Yusuf al-Taj al-Makassari asal Gowa Sulawesi Selatan. Menurutnya, tokoh nusantara tersebut sangat berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

"Syekh Yusuf al-Taj al-Makassari mengabdikan hidupnya untuk membantu Sultan Ageng Tirtayasa di Kesultanan Banten dalam melawan penjajahan Belanda. Pengorbanannya untuk Kesultanan Banten ini mengakibatkan dirinya diasingkan ke Sri Lanka, dan kemudian ke Afrika Selatan hingga akhir hayatnya," tuturnya.

Wapres menambahkan, kitab Zubdatul Asrar ini merupakan penghormatan atas kemuliaan penguasa Kesultanan Banten masa itu, yakni Sultan Ageng Tirtayasa dan menjadi sebuah nilai saling menghargai yang patut dicontoh masyarakat.

"Bagi masyarakat Banten khususnya, kitab ini sangat penting. Ini cerminan betapa sejak dulu, ulama dan umara saling menghargai, saling menasihati, dan saling bekerja sama demi rakyatnya," katanya.

Wapres pun berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut, mengkaji lebih banyak lagi karya-karya cendekiawan nusantara agar nila-nilai yang diwariskan dapat terus hidup di tengah masyarakat modern saat ini.

"Saya juga berharap, Kang Oman tetap istiqamah mengampu Ngariksa, memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pembacaan manuskrip kuno Nusantara, khususnya turats ulama Nusantara yang jumlahnya sangat melimpah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper