Bisnis.com, SOLO - Jenazah AM yang diduga jadi korban penganiayaan di Pondok Gontor akan diautopsi hari ini.
Kabar tersebut diketahui dari postingan terbaru ibunda Korban, Soiman, melalui akun Instagram pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, Soimah membagikan keterangan bahwa autopsi jenazah AM akan dilaksanakan pada Kamis, 8 September 2022.
"Update terkini pencarian keadilan atas kasus meninggalkan ananda AM: Alhamdullilah hari ini sudah dilakukan BAP di Palembang, besok Insha Allah besok akan dilakukan autopsi untuk ananda, agar semuanya terang benderang," bunyi keterangannya yang diunggah, 7 September kemarin.
Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang akan membongkar makam AM untuk kepentingan autopsi di TPU Sei Selayur, Kalidoni Palembang, hari ini.
AM merupakan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Jawa Timur, yang meninggal dunia diduga dianiaya pada 22 Agustus 2022.
Sebelumnya, AM dipulangkan ke rumahnya di Palembang dalam keadaan tidak bernyawa.
Pihak Pondok Pesantren Gontor Jawa Timur mengklaim jika AM meninggal karena sakit.
Namun saat peti dibuka, sang ibu menemukan beberapa bekas luka di tubuh AM.
"Sejak awal pihak keluarga melihat pihak ponpes tidak transparan atas sebab kematian AM," kata Titis, Selasa 6 September 2022.
Dalam surat keterangan kematian yang diperlihatkan kepada wartawan, pengacara korban menerangkan pihak keluarga mendapatkan surat keterangan kematian AM dari Rumah Sakit (RS) Yasfin Darusalam Gontor yang menyatakan korban meninggal akibat sakit pada pukul 06.45.
Dalam surat yang diterbitkan pada hari kematian AM (17 tahun), tertulis nama dokter yakni Mukhlas Hamidy yang menyatakan korban meninggal karena sakit.
Di sisi lain, juru Bicara Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid mengakui adanya dugaan penganiayaan yang mengakibatkan seorang santri tewas.
"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," kata Noor Syahid melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin malam, 5 September 2022.
"Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," ungkap Nor Syahid.