Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengomentari Vaksin Nusantara Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang masuk di jurnal medis internasional.
Sebelumnya, Tim komunikasi Terawan menyebutkan, dimuatnya hasil uji klinis Vaksin Nusantara di jurnal medis internasional ini menunjukan bahwa riset yang diketuai oleh Terawan ini telah diakui di tingkat global.
Kendati demikian, Adib menuturkan bahwa penggunaan berbagai jenis vaksin di Indonesia tentunya harus terlebih dahulu melewati pengujian klinis yang dijalankan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang mana lembaga tersebut akan melakukan pemantauan yang berfokus pada keamanan dan efikasi vaksin itu sendiri.
"Kewenangan itu ada di BPOM, apakah vaksin ini sudah bisa diberikan kepada masyarakat atau belum," jelas Adib kepada wartawan di Gedung Dr. R. Soeharto, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2022).
Di dalam 3 uji klinis yang dijalankan oleh BPOM, Adib menerangkan bahwa ketiganya tentu akan berfokus pada pengujian terkait keamanan dan efikasi vaksin itu sendiri. Menurutnya, hal ini lah yang menjadi penting untuk ditemukan, sebelum diberikannya vaksin kepada masyarakat.
"BPOM akan memakai dasar efficacy dan safety dari suatu proses uji klinis yang dilakukan. Kalau itu sudah dilalui dan terbukti safety dan efficacynya, disitulah baru vaksin bisa digunakan oleh masyarakat," kata Adib.
Namun, terlepas dari berbagai hal yang masih menjadi perbincangan, Adib menyampaikan apresiasinya terhadap capaian Vaksin Nusantara yang telah berhasil masuk ke dalam dua jurnal medis internasional.
Menurut Adib, laporan uji klinis yang ditemukan oleh para peniliti Vaksin Nusantara menjadi bagian dari berbagai evidence based yang harus dipenuhi selama masa pengembangan vaksin.
"Proses evidence based itu sudah dilakukan dan tentunya kita harus appreciate karena sudah ada satu proses ilmiah yang dilakukan," tutupnya.