Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa jika terjadi kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia penyebaran bahan radioaktif akan mencapai Jerman, Polandia, dan Slovakia.
Igor Kirillov, kepala pasukan pertahanan radioaktif, kimia dan biologi Rusia, mengatakan sistem pendukung cadangan pabrik telah rusak.
Akibat serangan itu, beberapa negara di Eropa berisiko terpapar radioatif jika terjadi kecelakaan, katanya seperti dikutip CNBC.com, Jumat (19/8/2022).
Peringatan itu dikeluarkan saat ketegangan mengenai status pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia mengemuka.
Nasib fasilitas tersebut, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, dibahas pada pembicaraan antara Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Kamis.
Penembakan di dekat pembangkit nuklir Ukraina menyebabkan masalah serius. Rusia dan Ukraina berulang kali saling tuduh satu sama lain menembaki pembangkit listrik itu.
Baca Juga
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan kemarin bahwa mereka dapat menutup pembangkit nuklir jika pasukan Ukraina terus menembaki fasilitas tersebut.
Ukraina membantah menembaki pembangkit listrik itu dan malah menyalahkan Rusia karena membahayakan fasilitas itu dengan mengatakan pihaknya menyimpan amunisi dan peralatan militer di sana.
Masyarakat internasional telah memperingatkan potensi kecelakaan bencana di PLTN itu. Pada Rabu, Kementerian Darurat Ukraina melakukan latihan bencana nuklir di kota Zaporizhzhia, yang terletak di tenggara Ukraina di Sungai Dnipro, untuk berjaga-jaga atas kemungkinan kecelakaan.
Zelenskyy mengatakan pada Rabu malam bahwa diplomat Ukraina dan ilmuwan nuklir "terus berhubungan" dengan Badan Energi Atom Internasional dan meminta tim inspektur datang ke pembangkit yang telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak tahap awal perang.
Ketegangan di PLTN itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah Ukraina menuduh Rusia menggunakan fasilitas itu sebagai perisai dan bagian dari strategi "pemerasan nuklir".
Warga Ukraina yang masih bekerja di fasilitas itu mengatakan bahwa mereka secara efektif disandera di sana. Mereka mengatakan pekan lalu bahwa mereka ditahan di bawah todongan senjata.
Saling tuding berlanjut setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim di Telegram bahwa Kyiv merencanakan "provokasi" di pembangkit listrik selama kunjungan Guterres.
Disebutkan bahwa Federasi Rusia akan disalahkan karena membuat bencana kemanusiaan di pembangkit listrik.