Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setahun Taliban Berkuasa di Afghanistan, Begini Kondisinya...

Hari ini, tepat setahun Taliban menduduki wilayah Afghanistan. Taliban menandai ulang tahun pertama ini dengan hari libur nasional.
Pejuang Taliban berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afghanistan, (16/8/2021)./Antara-Reuters
Pejuang Taliban berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afghanistan, (16/8/2021)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Hari ini, Senin (15/8/2022), tepat setahun Taliban menduduki wilayah Afghanistan. Taliban menandai ulang tahun pertama dengan hari libur nasional pada hari ini setelah tahun yang penuh gejolak, hak-hak perempuan dihancurkan dan krisis kemanusiaan memburuk.

Tepat setahun yang lalu, kelompok garis keras itu merebut Kabul setelah serangan kilat nasional terhadap pasukan pemerintah mengakhiri 20 tahun intervensi militer pimpinan Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, Taliban merebut belasan Ibu Kota provinsi di Afghanistan dalam hitungan hari, hingga akhirnya menduduki Ibu Kota Kabul pada Minggu (15/8/2021).

"Kami memenuhi kewajiban jihad dan membebaskan negara kami," kata Niamatullah Hekmat, seorang pejuang yang memasuki Kabul pada 15 Agustus tahun lalu hanya beberapa jam setelah presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu dikutip dari Channelnewsasia.

Awalnya, Taliban menjanjikan versi yang lebih lembut dari aturan keras yang menandai tugas pertama mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001.

"Semuanya telah direbut dari kami, mereka bahkan telah memasuki ruang pribadi kami. Sejak mereka datang, hidup telah kehilangan maknanya," ucap salah satu warga Kota Kabul bernama Ogai Amail.

Warga Afghanistan juga menganggap kedatangan kelompok Taliban sebagai penyebab munculnya berbagai krisis kemanusiaan yang akhirnya membuat berbagai pihak tak berdaya.

Sebagai contoh, kelompok ini kerap kali melakukan kekerasan terhadap kaum perempuan dan menetapkan peraturan untuk mematuhi visi Islam yang keras.

Puluhan ribu anak perempuan telah dikeluarkan dari sekolah menengah dan juga tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan di sektor pemerintahan.

Dan pada bulan Mei, kaum wanita diperintahkan untuk menutup seluruh tubuhnya di depan umum, idealnya dengan burqa.

"Sejak hari mereka datang, hidup telah kehilangan maknanya," kata Ogai Amail.

"Semuanya telah direbut dari kami, mereka bahkan telah memasuki ruang pribadi kami," katanya.

Pada akhir pekan lalu, para pejuang Taliban memukuli pengunjuk rasa wanita dan menembakkan senjata ke udara untuk membubarkan demonstrasi di Kabul.

Warga Afghanistan menyebut, bahwa krisis kemanusiaan telah membuat banyak orang tidak berdaya.

"Orang-orang yang datang ke toko kami mengeluhkan harga yang begitu tinggi sehingga kami para pemilik toko mulai membenci diri kami sendiri," kata Noor Mohammad, seorang penjaga toko dari Kandahar, pusat kekuatan de facto Taliban.

Namun, bagi para pejuang Taliban, kegembiraan kemenangan membayangi krisis ekonomi saat ini.

"Kami mungkin miskin, kami mungkin menghadapi kesulitan, tetapi bendera putih Islam sekarang akan berkibar tinggi selamanya di Afghanistan", kata seorang pejuang yang menjaga taman umum di Kabul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper