Bisnis.com, JAKARTA--Lebih dari 200 orang dilaporkan tewas dalam tawuran antar geng di ibukota Haiti, Port-au-Prince dalam waktu 10 hari, menurut laporan PBB.
Hampir setengah dari mereka yang tewas adalah penduduk yang tidak memiliki hubungan dengan geng yang berjuang untuk menguasai lingkungan Cité Soleil, menurut PBB seperti dikutip BBC.com, Rabu (27/7/2022).
Penduduk setempat mengatakan mereka kehabisan air minum dan makanan karena pengiriman dihentikan di tengah baku tembak. Seorang warga menggambarkan hidupnya sebagai "siklus ketakutan, stres dan keputusasaan".
Kekerasan geng telah meningkat sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse oleh tentara bayaran setahun yang lalu. Tetapi kekerasan telah mencapai tingkat baru yang mengejutkan sejak pertempuran meletus pada 8 Juli antara dua aliansi kriminal yang dikenal sebagai G9 dan G-Pèp.
“Saya pergi tidur dan bangun dengan suara tembakan,” ujar warag yang menyamarkan namanya Edwin. Dia merupakan pemimpin pemuda di Brooklyn, Cité Soleil.
PBB menyatakan bahwa 209 orang tewas antara 8 dan 17 Juli, di mana 114 di antaranya adalah anggota geng. Sebanyak 254 orang lainnya menderita luka tembakda lebih dari setengahnya adalah penduduk yang tidak memiliki hubungan dengan geng.
Baca Juga
Warga Brooklyn, daerah di lingkungan Cité Soleil yang paling parah terkena dampak pertempuran, menggambarkan bagaimana hidup mereka telah berubah akibat kejadian itu.
Sekitar 3.000 warga terpaksa mengungsi. banyak yang tidak punya apa-apa untuk kembali setelah rumah mereka dihancurkan atau dibakar oleh geng.
Sedangkan yang lain tidak berani meninggalkan rumah mereka karena takut terbunuh oleh peluru nyasar.
Dengan pasokan bahan bakar, makanan dan air minum terganggu, Program Pangan Dunia dan Dana Anak-anak PBB telah mulai memberikan bantuan langsung kepada orang-orang yang paling rentan di Cité Soleil. Ratusan anak juga mengungsi di sebuah sekolah menengah di ibu kota.
Pemimpin pemuda dari Cité Soleil mengatakan dia berharap kekerasan akan berhenti sehingga dia bisa kembali ke pekerjaannya dan mendamaikan para pemuda dari daerah yang dikuasai oleh geng saingan untuk bermain olahraga bersama.