Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Sebut Militer China Berbahaya dan Lebih Agresif dalam 5 Tahun Terakhir

Perwira tinggi militer AS menyebut militer China menjadi jauh lebih agresif dan berbahaya selama 5 tahun terakhir, termasuk ke Taiwan.
Perwira tinggi militer AS menyebut militer China menjadi jauh lebih agresif dan berbahaya selama 5 tahun terakhir, termasuk ke Taiwan. /Reuters
Perwira tinggi militer AS menyebut militer China menjadi jauh lebih agresif dan berbahaya selama 5 tahun terakhir, termasuk ke Taiwan. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perwira tinggi militer Amerika Serikat (AS) menyebut militer China menjadi jauh lebih agresif dan berbahaya selama 5 tahun terakhir.

Hal itu disampaikannya dalam perjalanan ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk ke Indonesia.

Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan bahwa jumlah penyadapan oleh pesawat dan kapal China di kawasan Pasifik atas pesawat AS dan pasukan mitra lainnya, meningkat secara signifikan selama 5 tahun terakhir. Akibatnya, jumlah interaksi yang tidak aman di kawasan terus meningkat.

"Pesannya adalah militer China, di udara dan di laut, telah menjadi lebih agresif secara signifikan dan terasa lebih agresif di wilayah tertentu ini," kata Milley dilansir dari TheGuardian, Senin (25/7/2022). 

Adapun Milley tengah melangsungkan pertemuan dengan kepala pertahanan Indonesia di Jakarta pada saat Presiden RI Joko Widodo (RI) bersiap bertandang ke Bejiing untuk bertemu Presiden China Xi Jinping. 

Jokowi akan menjadi kepala negara pertama yang ditemui langsung Xi dalam 2 tahun terakhir, selain pada Olimpiade Musim Dingin pada Februari lalu. 

Perjalanan Milley ke wilayah tersebut sangat terfokus pada ancaman China. Dia akan menghadiri pertemuan kepala pertahanan Indo-Pasifik pada pekan mendatang di Australia.

Topik utamanya adalah pertumbuhan militer China yang meningkat dan kebutuhan untuk mempertahankan Pasifik yang bebas, terbuka, dan damai. 

Para pejabat militer AS juga telah memperingatkan tentang kemungkinan bahwa China dapat menyerang Taiwan pada 2027.

Pasalnya, China telah meningkatkan provokasi militernya terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri. Negeri Tirai Bambu tampaknya akan mengintimidasinya untuk kembali bersatu. 

AS dan negara lainnya juga khawatir bahwa perjanjian keamanan baru-baru ini yang ditandatangani Beijing pada April dengan Kepulauan Solomon, dapat mengarah pada pembentukan pangkalan angkatan laut China di Pasifik Selatan.

AS dan Australia telah mengingatkan Kepulauan Solomon bahwa menjadi tuan rumah pangkalan militer China tidak dapat ditoleransi.

"Ini adalah area di mana China mencoba melakukan ekspansi untuk tujuan mereka sendiri dan sekali lagi hal ini mengkhawatirkan karena China melakukannya untuk alasan yang berbahaya," kata Milley. 

Milley menilai China mencoba memperluas pengaruhnya di seluruh wilayah regional dan hal itu memiliki konsekuensi potensial yang tidak selalu menguntungkan bagi sekutu AS. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper