Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT W20 Dibuka, Pemimpin G20 Diminta Perhatikan Isu Kesetaraan Gender

W20 diharapkan menjadi platform yang bisa mengubah pola pikir pemimpin G20 untuk memperhatikan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memberikan sambutan saat pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau Women20 (W20) Summit, di Hotel Niagara, tepian Danau Toba, Selasa (18/7/2022)/Dokumentasi W20
Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memberikan sambutan saat pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau Women20 (W20) Summit, di Hotel Niagara, tepian Danau Toba, Selasa (18/7/2022)/Dokumentasi W20

Bisnis.com, SIMALUNGUN - Chair W20 Indonesia Handriani Uli Silalahi berharap para pemimpin G20 akan mengadopsi komunike atau rekomendasi dari W20 guna mengatasi kesenjangan gender dan memberdayakan perempuan serta penyandang disabilitas, terutama di wilayah pedesaan.

Hal itu diungkapkannya saat pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau Women20 (W20) Summit, di Hotel Niagara, tepian Danau Toba, Selasa (18/7/2022). Forum ini merupakan salah satu rangkaian Engagement Group G20 Indonesia Presidency 2022.

“Pandemi Covid-19 semakin memperparah akses perempuan terhadap pekerjaan. Jika merujuk data ILO, di tingkat global, diperkirakan ada 5 persen perempuan yang mengalami kehilangan pekerjaan pada 2020, dibandingkan dengan 3,9 persen untuk laki-laki,” ujar Uli, Selasa (19/7/2022).

Lebih lanjut, kata Uli, KTT W20 yang sedang diselenggarakan tersebut harus membuat perubahan positif bagi situasi dan kondisi perempuan. Uli mengatakan sudah saatnya W20 menjadi platform yang harus bisa mengubah pola pikir pemimpin G20 untuk memperhatikan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.

Pertama, dengan mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan perempuan. Di setiap negara di dunia, perempuan menghadapi diskriminasi berbasis gender, kesenjangan pekerjaan, dan risiko kekerasan dalam kehidupan pribadi dan publik. Ini adalah kemunduran yang harus segera ditangani,” ujar dia.

Kedua, G20 diharapkan untuk memprioritaskan peningkatan jumlah perempuan pada UMKM, dengan kepemilikan perempuan sebesar 38,6 persen UMKM di negara maju dan 31,7 persen UMKM di negara dengan ekonomi menengah ke bawah.

Ketiga, G20 perlu mendorong respons kesehatan yang berkeadilan gender dengan memastikan layanan kesehatan yang terjangkau dan dapat diakses perempuan dan anak perempuan.

Keempat, G20 harus memperhatikan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di pedesaan, yang memainkan peran penting di bidang pertanian, ketahanan pangan dan gizi, pengelolaan lahan dan sumber daya alam, serta usaha pedesaan.

Uli juga mendorong pemimpin G20 untuk mendorong pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas. Realita saat ini, para perempuan penyandang disabilitas secara sistematis terpinggirkan, sehingga menghalangi mereka untuk berpartisipasi secara setara dalam masyarakat.

Dalam KTT W20 ini, hadir pula Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Duta Besar India Manoj Kumar Bharti, Duta Besar Turki Aşkın Asan dan  Presiden International Council of Women Martine Marandel.

Selain itu, hadir juga Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo, Penasihat Yayasan Del Devi Pandjaitan, yang juga istri dari Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi  serta delegasi dari 15 negara undangan.

Senada dengan Uli, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan secara global, 54 persen dari semua pekerja di bidang pariwisata adalah perempuan. Di Indonesia, tambah Sandi angkanya sedikit lebih tinggi yaitu 55 persen.

“Ini memperlihatkan perempuan seringkali menjadi tulang punggung pariwisata dan ekonomi kreatif, pilar kesejahteraan masyarakat serta penjaga warisan budaya kita. Sederhananya, tanpa perempuan, kita tidak akan dapat memulihkan ekonomi. Mendukung perempuan untuk berdaya dan mengeluarkan potensi penuhnya adalah kepentingan kita semua,” jelas Sandi.

Bagi Sandi, pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif tercermin dalam perluasan peluang usaha, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan UKM, dengan perempuan berada di garda depan.

Sementara itu, Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengatakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan sangat penting nilainya bagi perekonomian serta masa depan generasi muda Indonesia.

“Perempuan yang diberdayakan secara ekonomi, membawa efek positif yang sangat luar biasa, mulai dari mampu mendidik anak-anaknya dengan baik, memberikan mereka nutrisi, kesehatan dan ini akan berpengaruh besar pada pola pikir generasi muda kita,” kata Bintang.

Bintang berharap, KTT W20 ini dapat mempertajam pemahaman dan memperkuat komitmen kita dalam memberdayakan perempuan untuk membuat perubahan positif demi cita-cita mencapai dunia yang inklusif, yang kita semua perjuangkan.

Sebagai informasi, KTT W20 yang berlangsung 19-21 Juli 2022 ini dihadiri 41 delegasi dari 15 negara dan berfokus membahas topik kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, terutama perempuan marjinal yang berada di pedesaan dan penyandang disabilitas.

Isu-isu yang dibahas tersebut terkait erat dengan bahasan di Working Group maupun Engagement Group di seluruh Presidensi G20. Selanjutnya, rekomendasi atau komunike dari W20 akan dibawa di KTT G20 yang rencananya digelar pada 15-16 November 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Wahyu Arifin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper