Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 59 jemaah haji Indonesia meninggal dunia selama pelaksanaan prosesi haji 2022, dengan penyebab kematian didominasi penyakit jantung.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, Senin (18/7/2022), jumlah kematian terbanyak terjadi di KKHI Makkah dengan total sebanyak 39 jemaah.
Kemudian, sebanyak 8 jemaah yang dinyatakan meninggal dunia di KKHI Mina, dan masing-masing 6 jemaah di KKHI Madinah dan KKHI Bandara.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana menyebut, bahwa jemaah yang dinyatakan meninggal dunia didominasi jemaah laki-laki dengan kelompok umur di bawah 60 tahun.
Budi menilai bahwa meninggalnya para jemaah disebabkan tiga faktor utama yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan jemaah.
Faktor pertama, tingginya suhu dan tingkat kelembapan yang terjadi di arab saudi, yakni lebih dari 40 derajat Celcius.
Baca Juga
Dengan tingginya suhu di wilayah, para jemaah tetap diharuskan untuk melakukan proses haji yang kerap kali dilakukan dengan aktivitas fisik. Hal ini tentunya juga menjadi salah satu penyebab yang mampu memengaruhi kesehataan jemaah.
Faktor kedua, adanya kerentanan kesehatan yang dimiliki oleh masing-masing jemaah haji.
“Jemaah haji Indonesia itu didominasi oleh jemaah haji dengan risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit. Selain itu juga adanya kekambuhan penyakit yang dipicu oleh faktor kelelahan dan kondisi fisik yang menurun,” tutur Budi dikutip dari laman Sehat Negeriku, Senin (18/7/2022).
Faktor ketiga, kapasitas tenaga kesehatan, termasuk antisipasi dan respon petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah.
Menurut Budi, meskipun jumlah jemaah lansia ataupun penderita komorbid cukup tinggi, tingkat kematiaan jemaah masih dapat terus dikendalikan selama kapasitas tenaga kesehatan yang bertugas masih memadai.
Budi menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penguatan formasi 30, di mana masing-masing 30 jemaah dari tiap kloter yang berpotensi tinggi untuk jatuh sakit selama prosesi haji harus selalu didampingi oleh tenaga kesehatan haji (TKH) Kloter.
Lebih lanjut, untuk terus menekan angka kasus kematiaan selama prosesi haji berlangsung, Kemenkes telah menyarankan untuk adanya rekomendasi dari TKH kloter bagi para jemaah yang ingin melakukan ibadah sunnah.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing jemaah berada dalam kondisi yang sehat dan fit sebelum melakukan ibadah sunnah lainnya.