Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Epidemiolog Sebut Sulit Prediksi Puncak Wabah Covid-19 Varian BA4 dan BA5

Ahli epidemiologi menilai sulit untuk menentukan dan memprediksi waktu puncak wabah Covid-19.
Epidemiolog dari  Griffith Dicky Budiman memastikan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan lebih mematikan dibanding varian Delta ketika menyerang pasien lansia, penderita komorbid, dan anak usia di bawah 5 tahun yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19./Antara
Epidemiolog dari Griffith Dicky Budiman memastikan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan lebih mematikan dibanding varian Delta ketika menyerang pasien lansia, penderita komorbid, dan anak usia di bawah 5 tahun yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Ahli epidemiologi menilai sulit untuk menentukan dan memprediksi waktu puncak wabah Covid-19.

Sejumlah pernyataan terkait prediksi gelombang atau puncak Covid-19 yang dinarasikan pemerintah dinilai kurang relevan dengan kondisi pengendalian yang kurang maksimal.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan pihaknya tidak bisa memprediksi kapan dan berapa lama puncak Covid-19 akibat BA4 dan BA5 berlangsung.

"Kalau kami secara epidemiologi tidak bisa mengukur itu pada saat ini. Mengapa? Karena kapasitas testing rendah disbanding waktu puncak Omicron Februari-Maret ," katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (6/7/2022).

Dia merujuk pada jumlah testing spesimen diagnostik saat ini yang rendah berkisar 40 ribu sampai 60 ribu per hari.

Ditambah dengan standar tes PCR yang sama rendahnya, sekitar 20-40 persen. Bahkan untuk PCR sendiri saat ini 70 persen merupakan hasil testing di DKI Jakarta.

"Kalau kita mau bicara tentang bagaimana kondisi transmisi di Indonesia saat ini yang bisa kami pegang hanya di Jakarta dengan testing yang sangat baik daerah lain kita enggak bisa ukur kondisi transmisinya," paparnya.

Menurut Masdalina, tidak relevan jika saat ini sudah mulai melakukan pengukuran puncak gelombang Covid-19 keempat. Pasalnya, kondisi pengendaliannya masih belum maksimal.

"Kalau dikatakan 'oh ini puncaknya', akan sepertiga lebih rendah dibandingkan Omicron, Delta, tidak akan mungkin mencapai Omicron yang kemarin, karena tesnya cuma 40-60 ribu per hari," jelasnya.

Hal serupa dikatakan ahli epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman bahwa prediksi puncak Covid-19 sulit untuk dicetuskan.

“Saya kira sekali lagi ini agak tricky ya memprediksinya karena masih didominasi kasus yang tidak bergejala ydengan modal imunitas yang jauh lebih besar, maka kita harus berhati-hati dalam menyampaikan atau menarasikan puncak gelombang,” tukas Dicky.

Dia tak ingin narasi puncak Covid-19 disalahartikan. Ketika lewat masa tersebut artinya kondisi dapat lebih bebas, ternyata tidak.

“Ini pandemi dan kita sudah membuktikan dengan mengalami bahwa gelombang silih berganti dan ini bukan gelombang terakhir bukan varian atau varian terakhir juga,” ujarnya.

Epidemiolog mengatakan hal yang menjadi urgensi saat ini adalah perlindungan mitigasi dengan melakukan peningkatan testing harian dan mempercepat capaian vaksin primer maupun booster.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah merespons peningkatan kasus Covid-19 dengan mewanti-wanti masyarakat akan munculnya gelombang keempat didominasi subvarian Omicron BA4 dan BA5.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bahwa perkiraan puncak kasus akan terjadi pada pekan kedua dan ketiga Juli 2022.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memprediksi gelombang baru setelah melihat kasus pada awal Juli meningkat drastis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper