Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson terancam jatuh setelah Menteri Keuangan Rishi Sunak dan menteri senior lainnya tiba-tiba mengundurkan diri atas skandal terbaru yang merusak pemerintahannya.
Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid mengirim surat pengunduran diri kepada Johnson dalam waktu hampir bersamaan.
Kedua pejabat senior itu menyoroti kemampuan Johnson untuk menjalankan pemerintahan yang mematuhi standar sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (6/7/2022).
Menegaskan niatnya untuk tetap berkuasa selama mungkin, Johnson dengan cepat menunjuk mantan pengusaha dan menteri pendidikan saat ini, Nadhim Zahawi, sebagai menteri keuangan barunya.
Steve Barclay yang ditunjuk untuk menerapkan disiplin dalam pemerintahan Johnson pada bulan Februari, dipindahkan ke portofolio menteri kesehatan.
Pengunduran diri itu terjadi ketika Johnson meminta maaf karena telah menunjuk seorang anggota parlemen untuk membantunya, namun terlibat dalam menawarkan layanan pastoral kepada partainya.
Politisi tersebut telah menjadi subjek pengaduan terkait pelanggaran seksual.
Meski baru dua menteri yang mundur, naamun tokoh senior lainnya menyatakan dukungan untuk Johnson. Menteri Luar Negeri Liz Truss, yang dianggap sebagai pesaing utama untuk menggantikannya, mengatakan dia "100 persen di belakang PM".
Empat anggota parlemen lainnya berhenti dari peran pemerintah junior, sementara utusan perdagangan mundur dan wakil ketua Partai Konservatif mengundurkan diri dari jabatannya melalui siaran langsung televisi.
Pengunduran diri itu terjadi setelah berbulan-bulan skandal dan salah langkah setelah Johnson menghadapi kritik atas laporan yang memberatkan karena menggelar pesta di kediaman dan kantornya di Downing Street. Kegiatan itu melanggar penguncian ketat Covid-19 dan membuatnya didenda oleh polisi.
Sementara itu, sebuah survei menunjukkan dua pertiga dari rakyat Inggris menginginkan Johnson mundur. Lembaga survei YouGov melakukan jajak pendapat singkat, yang menunjukkan bahwa 69 persen warga Inggris mengatakan Boris Johnson harus mengundurkan diri sebagai perdana menteri.
Sementara itu, 54 persebn dari mereka yang memilih Johnson pada 2019 ingin dia mengundurkan diri seperti dikutip BBC.com.
Akan tetapi sebagian besar orang, 68 persen dari mereka yang mengambil bagian dalam jajak pendapat, mengatakan mereka berpikir Johnson "pasti" atau "mungkin" tidak akan mengundurkan diri.