Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin negara kelompok G7 dan aliansi NATO akan membahas peningkatan tekanan pada Rusia atas perang di Ukraina pada minggu depan dengan menekankan kekhawatiran mereka soal China, kata pejabat senior Amerika Serikat (AS).
Presiden AS Joe Biden kemarin meninggalkan negaranya untuk bertemu dengan para pemimpin G7 lainnya di Jerman selatan sebelum menuju ke Madrid untuk pertemuan puncak NATO.
Pada pertemuan itu akan diumumkan rencana NATO memperluas pasukannya di Eropa timur, sedangkan Washington akan menyusun langkah-langkah untuk memperkuat keamanan Eropa.
Pertemuan itu menunjukkan untuk pertama kalinya para pemimpin dari Australia, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru dalam KTT NATO bertujuan untuk menunjukkan bahwa perang di Ukraina tidak mengurangi fokus negara-negara Barat terhadap China, kata para pejabat.
Para pemimpin G7, yang akan bertemu di sebuah kastil Alpine satu jam perjalanan dari Munich pada 26-28 Juni, juga akan membahas "praktik ekonomi koersif" China, yang telah menjadi lebih agresif dalam beberapa tahun terakhir, kata salah satu pejabat seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (23/6/2022).
"Perang Rusia melawan Ukraina telah menggembleng kemitraan kami di seluruh dunia," kata seorang pejabat kedua.
Baca Juga
Hal ini juga menunjukkan bagaimana Ukraina tidak membuat kami mengabaikan China. Faktanya, justru sebaliknya.
Konsep strategis baru yang akan didukung oleh para pemimpin NATO ketika mereka bertemu di Madrid pada 29-30 Juni akan membahas ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia dan bwgitu juga dengan China, kata pejabat itu.
Jerman, yang memimpin G7 tahun ini, juga mengundang Argentina, India, Indonesia, Senegal dan Afrika Selatan untuk berpartisipasi dalam sesi-sesi khusus di KTT tersebut.
Para pemimpin G7 akan meluncurkan prakarsa infrastruktur baru yang bertujuan untuk menawarkan kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah alternatif investasi yang transparan dan berkualitas tinggi, kata para pejabat itu.
Pernyataan itu merujuk pada Proyek Sabuk dan Jalan China, yang telah dikritik karena kontrak yang tidak jelas dan persyaratan pinjaman yang berat.
"Pada KTT, kami akan meluncurkan serangkaian proposal konkret untuk meningkatkan tekanan pada Rusia dan menunjukkan dukungan kami secara kolektif untuk Ukraina," kata salah satu pejabat, tanpa memberikan rincian.