Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan penilaian masyarakat terhadap kinerja Kemendikbud Ristek Nadiem Makarim, termasuk 5 program Merdeka Belajar.
Program Merdeka Belajar dinilai sangat bermanfaat dengan presentase mencapai 33-42 persen.
Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia Rizka Halida menyebutkan 5 program tersebut, di antaranya yaitu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dinilai sangat bermanfaat oleh 42,8 persen responden, KIP Kuliah Merdeka 42 persen, bantuan kuota data internet 40,6 persen, BOS langsung sekolah 40 persen, dan Peraturan Menteri Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) sebesar 33,2 persen.
Di sisi lain, masyarakat juga menilai beberapa program dengan kategori penilaian 'cukup bermanfaat' di antaranya yaitu bantuan untuk pelaku budaya, guru penggerak, matching fund vokasi, sekolah penggerak, dan platform merdeka mengajar.
"Secara umum sebetulnya program-program Kemedikbudristek itu dinilai bermanfaat oleh warga dan hanya sedikit yang menilai cenderung tidak bermanfaat," paparnya dalam Rilis Suvei Nasional terkait Sikap Publik terhadap Kebijakan Kemendikbud Ristek, Minggu (19/6/2022).
Lebih lanjut, dia pun memaparkan sejumlah program yang dinilai masyarakat kurang bermanfaat di antaranya, PPDB dengan membukan 30 persen kuota untuk jalur prestasi, asemen nasional, SKB Tiga Menteri (penggunaan pakaian seraham dan atribut di lingkungan sekolah), penolakam bahasa Melayu Malaysia, dan hak belajar tida semester di luar kampus.
Disinggung soal korelasi popularitas Nadiem Makarim terhadap penilaian masyarakat dalam survei tersebut, Direktur Eksekutif Indiaktor Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi buka suara.
"Saya belum melakukan analisis lebih jauh untuk melihat adalah korelasi positif dan signifikan antara program dengan popularitas Pak Menteri [Nadiem Makarim], tapi tingkat kedikenalan Pak Menteri itu 41,3 persen mengenalnya," ungkapnya.
Menurut survei lain yang dilakukan terkait tingkat kedikenalan 34 Menteri saat ini, angka 41,3 persen tersebut merupakan relatif menengah jika dibandingkan dengan sejumlah Menteri lain.
Burhanudin mengatakan ada klaster tingkat pengenalan menteri terendah di bawah 30 persen, ini paling banyak. Bahkan ada yang mencapai 11 persen.
"Nah, Pak Nadiem ini relatif menengah di situ ada pak Airlangga Hartarto," katanya.
Namun, survei juga menunjukkan tingkat afeksi terhadap pendiri Gojek tersebut yang mencatat 72,6 persen responden menyukai kinerja Nadiem Makarim. Angka tersebut dinilai tinggi.
"Saya menduga ada korelasi, karena tidak mungkin pak menteri dikenal kalau programnya tidak diapresasi secara positif oleh publik," tuturnya.