Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menyebut terobosan terbaru Kemendikbud yakni program Merdeka Belajar sebagai basis pembahasan agenda prioritas teknologi digital dalam bidang pendidikan di G20.
Untuk diketahui, dalam presidensi Indonesia di G20, Nadiem menjelaskan bahwa, terdapat empat agenda di Education Working Group (EdWG) yang menjadi prioritas pembahasan, yaitu pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, dan masa depan dunia kerja pasca Covid-19.
Sebagai contohnya, Nadiem menjelaskan bahwa, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka mampu menumbuhkan keinginan mahasiswa untuk dapat melakukan pembelajaran di luar kelas. Tak hanya itu, menurut Nadiem, program ini mampu mempersiapkan mahasiswa untuk nantinya dapat menghadapi tantangan terkait pekerjaan di dunia nyata.
“Indonesia melihat ke masa depan, kita melompat ke arah masa depan, dan kita tidak ingin hanya mengejar ketertinggalan,” ucap Nadiem.
Adapun Nadiem menilai bahwa keberhasilan program tersebut didukung dengan prinsip gotong royong yang selama ini diyakini oleh masyarakat Indonesia.
Menurutnya, prinsip tersebut mampu menginspirasi dan menjadi kunci utama bagi para delegasi untuk berkolaborasi dalam menjadikan pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan, di masa yang akan datang.
Baca Juga
“Ekosistem pendidikan Indonesia secara bergotong royong telah melakukan transformasi sebagai solusi krisis pembelajaran yang sudah menahun dan diperparah oleh pandemi,” tutupnya.
Program Merdeka Belajar sendiri telah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Program itu disebut sebagai upaya refleksi bagi seluruh civitas akademika dan ditujukan untuk membebaskan pihak-pihak tersebut dari tiga dosa besar pendidikan.
Tidak hanya itu, Nadiem menyebutkan bahwa, Merdeka Belajar telah mampu mengurangi dampak negatif dari pandemi Covid-19, yakni hilangnya masa pembelajaran dan satuan pendidikan di Indonesia.