Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Rusia Vs Ukraina: Uni Eropa Desak Rusia Buka Blokade Pelabuhan Ukraina

Para pemimpin Uni Eropa meminta Rusia untuk membuka blokade pelabuhan di Laut Hitam guna memberi jalan bagi kesepakatan ekspor gandum Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron tersenyum di sela-sela pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (11/12/2020)./Bloomberg-Thierry Monasse
Presiden Prancis Emmanuel Macron tersenyum di sela-sela pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (11/12/2020)./Bloomberg-Thierry Monasse

Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin Uni Eropa meminta Rusia untuk membuka blokade pelabuhan di Laut Hitam guna memberi jalan bagi kesepakatan ekspor gandum Ukraina.

Hal itu diumumkan pada konferensi pers kemarin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah para pemimpin Eropa berrkumpul di Kyiv.

Selama kunjungan Presiden Prancis Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Iohannis, para pihak membahas ketahanan pangan dan blokade pelabuhan Ukraina.

"Ini adalah konsekuensi langsung dari agresi Rusia, tidak ada penjelasan lain. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan sanksi Eropa, seperti yang dituduhkan Rusia. Hari ini kami, dari Kyiv, dengan sungguh-sungguh menyerukan Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mencapai kesepakatan tentang ekspor gandum Ukraina," kata Macron seperti dikutip Pravda.ua, Jumat (17/6/2022).

Dia menegaskan blokade pelabuhan Ukraina harus diakhiri, dan armada Rusia harus mengakhiri blokade tersebut.

Dia mencatat bahwa para pihak juga telah membahas inisiatif Sekretaris Jenderal PBB dan mendukung resolusi yang mendukung pembukaan blokir pelabuhan Ukraina.

Pada bagian lain, Macron mengatakan Prancis akan meningkatkan pengiriman senjata ke Kyiv seperti dikutip ChannelNewsAsia.com.

Sementara, pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussel menjanjikan lebih banyak senjata untuk Ukraina. NATO juga menyusun rencana untuk memperkuat sayap timur aliansi militer pimpinan Amerika Serikat (AS).

"Ini berarti lebih banyak formasi tempur yang dikerahkan NATO ke depan... lebih banyak pertahanan udara, laut dan dunia maya, serta peralatan dan persediaan senjata yang telah ditempatkan sebelumnya," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper