Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia dan Ukraina di hari ke 104 masih terus berlanjut. Pemerintah Ukraina telah menutup Mariupol, salah satu pelabuhan di selatan Ukraina pada Selasa (7/6/2022) guna melakukan tracing dan karantina atas kemungkinan merebaknya wabah Epidemi Kolera.
Petro Andryushchenko, selaku penasihat walikota Mariupol menuturkan bahwa kota tersebut telah bersiap menghadapi epidemi karena mayat dan sampah yang kian menumpuk di kota tersebut.
“Kata ‘kolera’ semakin santer dibicarakan di antara kalangan pejabat lokal dan pengawas. Sejauh pengamatan kami, epidemi sudah dimulai”.
Bahkan kementerian kesehatan Ukraina, dikutip dari cuitan akun Twitter @KyivIndependent juga sudah memperingatkan warganya bahwa penguburan massal dan akses air bersih yang minim dikhawatirkan akan menciptakan resiko merebaknya wabah kolera di Mariupol.
Kementerian Kesehatan Ukraina juga telah mendapat laporan dugaan kasus kolera di wilayah Mariupol sejak 1 Juni 2022 lalu. Sementara itu, tanda-tanda perang akan usai masih belum terlihat. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky justru mengakui bahwa pasukan Rusia memiliki keunggulan numerik dalam pertempuran di kota Sievierodonetsk.
"Pahlawan kita di Sievierodonetsk tidak menyerah. Di kota, pertempuran jalanan yang kian sengit masih terus berlanjut,” jelas Zelensky dalam pidato nasional terbarunya.
Zelensky juga meyakini bahwa pasukan Rusia dalam waktu dekat ini bermaksud akan merebut kota Zaporizhzhia, mengingat kota tersebut merupakan industri terbesar di tenggara negara itu.
Selain itu, berikut Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-104
PBB Ungkap Perang Ukraina Tingkatkan Krisis Perdagangan Manusia
Pramila Patten selaku perwakilan khusus dewan PBB untuk kekerasan seksual menuturkan bahwa pemindahan jutaan orang Ukraina disinyalir memantik krisis perdagangan serta eksploitasi manusia.
“Perempuan dan anak-anak yang melarikan diri dari konflik menjadi sasaran perdagangan dan eksploitasi. Bahkan, dalam beberapa kasus mereka menghadapi paparan lebih lanjut terhadap tindak pemerkosaan dan resiko lain saat mencari perlindungan,” jelas Patten pada Senin, (6/6/2022).
Rusia Mulai Serahkan Mayat Pejuang Ukraina
Pasukan Rusia dilaporkan mulai menyerahkan mayat pasukan Ukraina yang tewas di pabrik baja Azovstal, sebuah pabrik yang berubah fungsi menjadi benteng di kota Mariupol. Diketahui, pabrik tersebut hancur dan memakan banyak korban setelah para pejuang Ukraina melakukan perlawanan terhadap invasi Moskow.
Ukraina Pukul Mundur Rusia dari Perairan Ukraina
Angkatan Laut Ukraina mengatakan telah mendorong mundur armada kapal perang Rusia lebih dari 100 km dari Pantai Laut Hitam. Kelompok kapal Rusia tersebut “dipaksa” mengubah taktik setelah melakukan blokade di perairan Ukraina selama berminggu-minggu.
Ukraina Masih Butuh Pasokan Senjata dari Sekutu
Ukraina melaporkan bahwa mereka masih membutuhkan setidaknya 60 peluncur roket ganda. Hal tersebut jelas jauh lebih banyak dari yang telah dijanjikan oleh Inggris dan Amerika sejauh ini. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan peluang mengalahkan para pasukan Rusia.
AS Soroti Dugaan Kecurangan yang dilakukan oleh Rusia
Antony Blinken, menteri luar negeri AS mengatakan dirinya mendapati laporan kredibel terkait Rusia telah melakukan “pencurian” terhadap ekspor gandum Ukraina demi memenuhi keuntungannya sendiri. Bahkan, Blinken menduga bahwa tindakan dugaan pencurian tersebut merupakan bagian dari rencana Rusia yang hendak memperluas dampak ekspor gandum Ukraina dan memperburuk krisis keamanan pangan global.
Pernyataan Blinken tersebut juga didukung oleh Zelensky saat dirinya menuturkan bahwa Rusia diduga telah melakukan penimbunan pasokan pangan.
Zelensky juga mengatakan bahwa ada sebanyak 75 juta ton biji-bijian yang tersangkut di Ukraina pada musim gugur. “Sekarang, Rusia juga menimbun ekspor makanannya,” tuturnya.