Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TP Rachmat: RI Butuh Lebih Banyak Tokoh Seperti Buya Syafi’I Maarif

Pengusaha TP Rachmat menilai sosok almarhum Buya Syafi’I Maarif sebagai salah satu tokoh bangsa yang memahami agama yang dianutnya dengan jernih.
Almarhum Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafi’i Maarif/Antara
Almarhum Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafi’i Maarif/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha Theodore Permadi Rachmat atau yang dikenal dengan TP Rachmat mengatakan Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi tokoh seperti Buya Syafi’i Maarif.

Dalam pidato Penganugerahan Paramadina Award, TP Rachmat kembali mengenang sosok Buya Syafi’i Maarif yang wafat beberapa waktu lalu.

"Bangsa ini membutuhkan lebih banyak lagi tokoh seperti Buya Syafi’i Maarif," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (4/6/2022). 

Menurut TP Rachmat, Buya Syafi’i Maarif merupakan salah satu tokoh bangsa yang memahami agama yang dianutnya dengan jernih dan menemukan bahwa di dasar semua agama, selalu terdapat ajaran yang universal dan sederhana.

"Seorang tokoh yang begitu yakin bahwa agama yang benar haruslah selaras dengan ke-Indonesia-an dan kemanusiaan," ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan, seluruh hidup dan karya Buya Syafi’i Maarif merupakan wujud dan harapannya untuk Indonesia yang beragam dan berbeda-beda namun tetap setiap pada prinsip kesatuan dan persatuan.

Oleh karena itu, dia berharap akan ada lebih banyak lagi tokoh seperti Buya Syafi’i Maarif  yang menerima dan  menghormati keragaman suku, agama, ras dan golongan di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, TP Rachmat juga menyampaikan bahwa kualitas manusia menjadi aspek yang sangat penting. Menurutnya, kualitas manusia akan menjadi penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan dan kebesaran bangsa.

Pria kelahiran Majalengka itu mengatakan, banyak bangsa di dunia yang jumlah penduduknya sedikit, tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, dan tidak memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Kendati demikian, bangsa-bangsa tersebut mampu memberikan dampak yang besar bagi dunia melalui karya-karyanya.

"Justru dengan sedikitnya jumlah penduduk, sumber daya alam, serta kondisi geografis yang kurang menguntungkan, bangsa-bangsa itu lebih cepat sampai pada kesimpulan dan keyakinan, bahwa sesungguhnya bukan sumber daya alam, jumlah penduduk, atau posisi geografis yang paling menentukan. Namun kualitas manusianya," jelasnya.

Guna meningkatkan kualitas manusia, pendidikan kemudian menjadi penting. Ketika penduduk suatu bangsa terdidik, maka masalah-masalah dasar seperti kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan, serta ketidaksetaraan bisa terhindarkan.

"Saya memiliki keyakinan bahwa pendidikan yang paripurna adalah pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, namun menanamkan pondasi yang kokoh dalam hal nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, dan cara berpikir yang benar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper