Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jaringan Gusdurian yang juga Ketua PBNU, Alissa Wahid mengatakan politisi maupun pemimpin saat ini harus belajar dari kepemimpinan dan gagasan tiga guru bangsa yang sudah tiada, yakni Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafi’i.
“Mereka bertiga selalu berbeda, tapi tujuannya sama. Tiga guru bangsa ini juga bukan hanya pemikir. Lebih dari itu, mereka merupakan individu penggerak yang manfaat dari perjuangannya dirasakan hingga generasi muda saat ini,” kata Alissa dalam diskusi refleksi kebangsaan yang mengusung tema Spirit Guru Bangsa Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafi'i dalam Aspek Bernegara Masa Kini, Sabtu (19/3)
Gagasan dan pemikiran para tokoh tersebut bisa menembus berbagai generasi dan bertahan sampai saat ini, kata Alissa, karena integritas dan kredibilitas masing-masing yang lebih fokus pada kemaslahatan umat.
“Ini sekarang kita kekurangan yang mampu menggerakkan. Pemikir banyak, politisi banyak tapi yang menggerakkan kekurangan. Kalau kata Buya Syafi’i Indonesia surplus politisi, minus negarawan. Untuk menggerakkan dibutuhkan kredibilitas. Without integrity no one listens. Without trust no one follows," paparnya.
Sedangkan Cendikiawan Muslim Yudi Latif, meminta seluruh wakil rakyat tidak hanya cari uang semata. Anggota Dewan Pembina Nurcholis Madjid Society melihat fenomena caleg yang mencalonkan diri untuk sekedar mencari pekerjaan, karena bakal digaji oleh negara selama menjadi wakil rakyat.
Sehingga, kata Yudi, sedikit sekali wakil rakyat yang memiliki gagasan saat mencalonkan diri maupun ketika menjabat dalam periode waktu lima tahun ke depan.
Baca Juga
"John Stuart Mill bilang bahwa perlunya prasyarat kecerdasan dalam berpolitik, dia juga bilang kalau anggota DPR digaji negara itu salah karena hal itu akan jadi prosesi pencarian kerja sebagai wakil rakyat," tuturnya.
Menurutnya, jika wakil rakyat sepenuhnya dibiayai oleh publik atau konstituennya secara bersih, transparan dan seadanya maka wakil rakyat itu diyakini bakal membawa gagasan sesuai dengan kepentingan rakyat dan tidak bakal ada korupsi.
Ulil Abshar Abdalla, Ketua Lakpesdam PBNU yang juga mantan politikus Partai Demokrat menyatakan saat ini merupakan era yang tepat untuk mempribumisasikan ide atau gagasan tiga guru bangsa ke tengah-tengah masyarakat.
“Sekarang saatnya mengimplementasikan gagasan-gagasan mereka ke masyarakat, khususnya anak muda. Kita tidak usah lagi berambisi menelurkan gagasan-gagasan yang mengguncang, sudah lewat masanya,” ujarnya.
Gagasan yang dimaksud berkaitan dengan hubungan agama dan negara. Menurut Ulil, masalah-masalah pokok terkait hubungan itu sudah dibahas tuntas di era Cak Nur, Gus Dur, dan Buya Syafi’i.
“Makanya saya senang sekali ada Jaringan Gusdurian, Nurcholish Madjid Society dan Maarif Institute itu luar biasa,” bebernya.