Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin secara resmi menandatangani pembangunan pabrik bahan baku obat dalam negeri, Kamis (2/6/2022).
Peresmian ini sekaligus menjadi salah satu langkah memulai transformasi layanan kesehatan.
Budi menjelaskan, selama ini obat dan bahan bakunya masih banyak yang diimpor. Hal tersebut berdampak besar saat pandemi melanda Indonesia, yang membatasi pasokan bahan baku obat untuk masyarakat.
"Itu yang membuat Kemenkes mau, at least 50 persen obat-obatan kita dari hulur ke hilir di produksi di dalam negeri," katanya lewat keterangan resmi yang dikutip dari Youtube Kementerian Kesetan.
Menurutnya, transformasi ini bukan tentang ekonomi atau nasionalisme, melainkan ketahanan atau resiliensi kesehatan untuk melindungi 270 juta rakyat Indonesia, sehingga bisa mendapatkan akses yang berkualitas.
"Khusus untuk saat ini kita telah meresmikan sejumlah pabrik bahan baku obat jenis Povidone Iodine, yang biasanya kita pakai buat obat merah kalau kita luka-luka," jelasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, bahan baku obat tersebut 100 persen impor, namun ternyata sumber bahan baku Povidone Iodine sendiri merupakan hasil tambang dari Kimia Farma di Jawa Timur.
Tak hanya meresmikan pabrik bahan baku, Kemenkes juga memiliki program change source guna mempermudah regulasi perusahaan farmasi untuk memasok bahan baku obat dalam negeri.
Dari laporan yang diterima Budi, selama ini banyak perusahaan terkendala regulasi perizinan yang rumit. Namun, kini Kemenkes memfasilitasi farmasi seperti Kimia Farma, Kalbe, Dexta, Pertiwi Agung dan lainnya untuk mendapatkan produk obat dengan mudah.
"Ada yang gak nurut? Ada. Dia masih mau impor, yang seperti itu nantinya kita akan panggil, kalau gak datang juga kita freeze obat-obatan dari farmasi tersebut," tambahnya.
Budi mengatakan tindakan tersebut akan dilakukan berdasarkan arahan dari Presiden Jokowi bahwa seluruh pembelian pemerintah untuk obat akan diprioritaskan ke produksi dalam negeri.