Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin Uni Eropa (UE) sepakat memotong 90 persen impor minyak dari Rusia pada akhir tahun 2022 sebagai sanksi terbaru terhadap negara itu setelah invasi terhadap Ukraina sejak tiga bulan lalu.
Blok 27 negara itu telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk tawar-menawar atas usulan embargo total terhadap minyak Rusia, tetapi menghadapi perlawanan keras dari Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban.
Pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussel akhirnya mencapai kesepakatan lewat kompromi untuk membebaskan pengiriman lewat pipa yang sebelumnya dilarang setelah Budapest memperingatkan penghentian pasokan akan menghancurkan ekonominya.
"Perjanjian untuk melarang ekspor minyak Rusia ke UE akan mencakup lebih dari dua pertiga impor minyak dari negara itu sehingga memotong sumber pembiayaan yang sangat besar untuk mesin perangnya," cuit kepala Dewan Eropa, Charles Michel selama KTT seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (31/5/2022).
Sanksi berat merupakan tekanan maksimum pada Rusia untuk mengakhiri perang, tambahnya.
Kepala Eksekutif UE, Ursula von der Leyen, mengatakan langkah itu "akan secara efektif memotong sekitar 90 persen impor minyak dari Rusia ke UE pada akhir tahun" karena Jerman dan Polandia telah berkomitmen menghentikan pengiriman melalui pipa ke wilayah mereka.
Baca Juga
"Rusia telah memilih untuk melanjutkan perangnya di Ukraina. Malam ini, sebagai orang Eropa, bersatu dan dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina, kami mengambil sanksi baru yang tegas," cuit Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung angka 90 persen pada akhir 2022.
Perselisihan mengenai paket keenam sanksi telah mengguncang persatuan Eropa dalam menghadapi serangan Kremlin di Ukraina setelah lima gelombang hukuman ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Rusia.
Kompromi itu mengecualikan pipa Druzhba dari embargo minyak dan hanya menjatuhkan sanksi pada minyak mentah yang dikirim ke UE dengan kapal tanker.