Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Ukraina dan Rusia bertempur di pinggiran Sievierodonetsk, kota terakhir yang masih dipegang oleh Kyiv di Provinsi Luhansk selain menjadi fokus pertempuran Moskow di timur negara itu.
Di tengah berkecamuknya perang tersebut, para pemimpin Uni Eropa menyatakan gagal menyepakati larangan impor minyak Rusia pada pertemuan puncak di Brussels.
Hal itu memicu kritik dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengatakan bahwa mereka terlalu lunak terhadap Moskow.
Serangan Rusia telah membuat sebagian besar wilayah Sievierodonetsk porak-poranda, tetapi pasukan pertahanan Ukraina telah memperlambat gerakan Rusia yang lebih luas di seluruh wilayah Donbas.
Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Gaidai mengatakan pasukan Rusia telah maju ke pinggiran tenggara dan timur laut Sievierodonetsk.
"Mereka menggunakan taktik yang sama berulang-ulang. Menembak selama beberapa berturut-turut dan kemudian menyerang," kata Gaidai seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (31/5/2022).
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa dengan semakin berkecamuknya perang, ada "bau kematian yang mengerikan" di pinggiran kota.
Tetapi, pasukan Ukraina telah mengusir Rusia dari Desa Toshkivka ke selatan yang berpotensi membuat frustrasi upaya Moskow untuk mengepung daerah itu.
Sementara itu, negara-negara Uni Eropa (UE) yang bertemu di Brussel untuk membahas lebih banyak sanksi, gagal menyepakati larangan impor minyak dari Rusia. Padahal, tawar-menawar telah dilakukan pada menit-menit terakhir sebelum KTT dua hari dilakukan.
UE telah meluncurkan lima paket sanksi terhadap Rusia sejak pasukannya menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Hanya saja, kesepakatan tentang sanksi minyak terbukti sulit dilakukan karena begitu banyak negara bergantung pada minyak mentah Rusia.
"Tidak ada kompromi untuk saat ini sama sekali," kata Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, yang negaranya telah menjadi penentang utama untuk sebuah kesepakatan soal pasokan minyak mentah Rusia.
Sedangkan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow siap memfasilitasi ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina. Tujuannya untuk meringankan krisis pangan karena perang dan upaya Barat untuk mengisolasi Rusia telah menyebabkan harga biji-bijian dan komoditas lainnya melonjak.