Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Doa Puan Maharani untuk Buya Syafii Maarif

Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan turut berdukacita atas wafatnya Buya Syafii Maarif pada Jumat, (27/5/2022).
Ketua DPP PDIP Puan Maharani melakukan safari politik ke Solo Raya untuk silaturahmi dengan kader./Instagram @puanmaharani
Ketua DPP PDIP Puan Maharani melakukan safari politik ke Solo Raya untuk silaturahmi dengan kader./Instagram @puanmaharani

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani menyampaikan turut berdukacita atas wafatnya Buya Syafii Maarif pada Jumat, (27/5/2022).

Dia mengatakan, ucapan duka tersebut selain atas nama pribadi turut mewakili keluarga besar Megawati Soekarnoputri, 

"Saya atas nama pribadi, Ketua DPR dan mewakili keluarga besar Megawati Soekarnoputri menyampaikan turut duka cita atas wafatnya Buya Safii Maarif," katanya lewat rilisnya, Jumat (27/5/2022).

Di arena Festival Kopi Tanah Air  yang digelar PDIP di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Puan Maharani mengatakan doa disampaikan khusus untuk Buya Maarif.

"Semoga beliau ditempatkan ditempat paling terpuji bersama orang-orang soleh," demikian bunyi doa yang disampaikan.

Foto Buya Syafii pun muncul di backdrop acara, selama doa dipanjatkan hingga Mbak Puan selesai menyampaikan belasungkawanya.

Seluruh yang hadir di lokasi Festival menundukkan kepala dan ikut berdoa.

Sekadar informasi, kabar duka datang dari keluarga besar PP Muhammadiyah. Mantan Ketua Umum yang pernah menjabat dari 1998—2005, Buya Syafii Maarif, berpulang pada Jumat, 27 Mei 2022 di usia 86 tahun.

Indonesia pun kembali kehilangan putra terbaiknya, Tokoh kemanusiaan dan guru bangsa ini menghembuskan napas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada pukul 10.15 WIB.

Meninggalnya tokoh yang akrab disapa Buya Syafii ini tentu menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia, khususnya umat muslim, sebab dirinya dikenal sebagai tokoh lintas agama yang berjuang keras menggalakkan toleransi.

Selain itu, tokoh kelahiran Sumatera Barat, 31 Mei 1935 ini, juga dikenal sebagai penulis yang produktif. Beberapa karya bukunya yang terkenal di antaranya ialah Dinamika Islam (1984), Islam, Mengapa Tidak? (1984), dan Islam dan Masalah Kenegaraan (1985). Atas karya-karyanya tersebut, beliau mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina pada 2008.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Buya Syafii Maarif juga sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, pada sabtu (14/5), karena mengalami sesak napas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper