Bisnis.com, JAKARTA – Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengimbau pemerintah untuk tidak menjadikan endemi sebagai target dalam capaian penanganan Covid-19.
“Tidak boleh menjadi target, karena sebaik atau seringan apapun penyakitnya, endemi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan,” jelas Dicky dikutip dari YouTube Transparency International Indonesia, Rabu (25/5/2022).
Menurut Dicky, endemi tidak dapat dijadikan sebagai contoh karena, jika Covid-19 menjadi sebuah endemi, maka masyarakat Indonesia akan merasa lumrah dengan keberadaan virus tersebut.
Dicky juga menjelaskan bahwa jika penyakit sudah dikategorikan sebagai endemi, virus yang menyebabkan penyakit tersebut masih dapat mengalami perubahan karakter menjadi virus yang lebih mematikan.
Dicky menilai bahwa status terkendali seharusnya menjadi target yang dituju pemerintah sebagai tanda keberhasilan penananganan Covid-19 di Indonesia.
Lebih lanjut, dia menyarankan kepada pemerintah dan masyarakat untuk dapat menjadikan manajemen vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu upaya untuk melihat dan memperkuat capaian akselerasi vaksinasi lainnya.
Baca Juga
“Dalam kasus Covid-19, pemberian vaksinasi Covid-19 menjadi sebuah kewajiban negara untuk memastikan bahwa setiap individu dapat mengakses vaksin tersebut,” ucap Dicky.
Untuk diketahui, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono sebelumnya telah mengumumkan bahwa Indonesia telah memasuki fase pandemi Covid-19 yang terkendali.
Menurut Dante, capaian tersebut dapat diraih Indonesia karena dinilai bahwa pandemi sudah tidak lagi menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sosial masyarakat serta semakin rendahnya angka kasus harian Covid-19 di Indonesia.
Wamenkes juga menyampaikan bahwa 99,6 persen masyarakat Indonesia yang telah menjalani pemeriksaan antibodi telah dinyatakan kebal terhadap Covid-19.