Bisnis.com, JAKARTA – Wartawan veteran Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada Rabu (11/05/2022) tewas ditembak pasukan Israel di Tepi Barat Palestina yang diduduki negara zionis.
Perempuan berusia 51 tahun itu sedang meliput serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin ketika dia ditembak di wajahnya oleh satu peluru, meskipun mengenakan rompi pers.
Wartawan Al Jazeera lainnya, Ali al-Samoudi, terluka di punggung tetapi dalam kondisi stabil.
Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan, mengatakan Abu Akleh "dibunuh dengan darah dingin" dan meminta masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel.
Shireen adalah seorang koresponden televisi veteran yang kondang di keluarga-keluarga Arab karena liputannya yang berani tentang konflik Palestina–Israel.
Teman dan kolega menggambarkan Shireen sebagai reporter pemberani dan baik hati dengan “tawa menular” yang menyuarakan perjuangan rakyat Palestina selama hampir tiga dekade kariernya.
Anthony Bellanger, Sekretaris Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), mengatakan pembunuhan Shireen adalah "penargetan sistematis yang disengaja terhadap seorang jurnalis".
“Sekali lagi jurnalis, yang mengenakan rompi pers, yang diidentifikasi dengan jelas menjadi sasaran penembak jitu Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Kami akan berusaha menambahkan kasus ini ke pengaduan Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) yang diajukan IFJ.”