Bisnis.com, JAKARTA — Pihak Istana angkat bicara mengenai alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Washington D.C Amerika Serikat (AS) yang tidak menggunakan pesawat kepresidenan, tetapi mencarter pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300ER.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan terdapat tiga alasan Kepala Negara tidak memakai pesawat kepresidenan dalam kunjungan ke negeri Paman Sam.
Pertama, dia mengatakan alasan perjalan yang sangat jauh sehingga apabila menggunakan pesawat kepresidenan maka bisa membuat rombongan harus melakukan dua kali transit.
"Kalau transit dua kali [pakai pesawat presiden], berarti setiap tempat ada tim advance. Nah, ini hanya satu kali," katanya kepada wartawan, Rabu (11/5/2022).
Kedua, Heru melanjutkan pesawat kepresidenan hanya muat untuk kapasitas 48 orang, sedangkan tim yang berangkat menuju Amerika Serikat berjumlah 62 orang sehingga mencarter merupakan pilihan terbaik yang dilakukan.
Ketiga, efisiensi tim advance dalam mengamankan lokasi tempat Jokowi mendarat.
Baca Juga
“Semua menteri yang ikut bisa satu pesawat PP (pulang pergi) dan tim advance akan ikut kembali bersama pesawat itu sehingga lebih efisien,” ujarnya
Sekadar informasi, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan tiba di Pangkalan Militer Andrews, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa, 10 Mei 2022 sekitar pukul 21.40 waktu setempat (WS) atau Rabu, 11 Mei 2022 pukul 08.40 WIB.
Setelah menempuh kurang lebih 24 jam penerbangan dari Jakarta dengan transit di Amsterdam, Belanda, pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GIA-1 mendarat di bandara milik militer Amerika Serikat tersebut.
Dalam keberangkatan ini Jokowi dan tim bakal menyewa pesawat milik maskapai Garuda Indonesia. Seluruh tim, nantinya bakal pergi dan pulang dalam satu pesawat yang sama dengan Jokowi.
Dihubungi secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan para pemimpin Asean dan Joe Biden akan membahas penganganan pandemi Covid-19, kerja sama kesehatan, pendidikan, percepatan pemulihan ekonomi dan berbagai tantangan geopolitik kawasan dan global.
“KTT Khusus ASEAN dan Amerika Serikat ini akan menjadi pertemuan fisik pertama antara pemimpin Asean dan Presiden AS sejak tahun 2017,” katanya saat dihubungi.
Dia melanjutkan, sebelumnya Biden hadir pada KTT Asean–AS ke-9 pada 26 Oktober 2021 secara virtual mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda berbagai belahan dunia.
Teuku melanjutkan, KTT Khusus kali ini sekaligus menjadi perayaan 45 tahun kemitraan Asean–AS dam merupakan momentum untuk memperkuat kemitraan tersebut, sebab Amerika Serikat pun merupakan mitra strategis Asean.
Berdasarkan data Sekretariat Asean, Amerika Serikat merupakan mitra dagang kedua terbesar setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan sumber investasi utama ke Asean dengan nilai investasi US$35 milyar pada 2020.
“Indonesia saat ini menjadi koordinator hubungan Asean dan Amerika Serikat,” katanya
Sementara itu, kunjungan Jokowi ke Washington D.C juga tercantum melalui akun twitter resmi Kementerian Luar Negeri RI @Kemlu_RI.
Dikutip dari situs resmi Asean dan Kemlu, para pemimpin Asean serta Presiden AS Joe Biden akan bertemu untuk membahas cara dan sarana untuk mengintensifkan kerja sama di berbagai bidang.
Kerja sama yang dimaksudkan termasuk Covid-19, keamanan kesehatan global, perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, kerja sama maritim, pengembangan sumber daya manusia, pendidikan, serta konektivitas dan keterlibatan ekonomi.
Tidak hanya itu, para pemimpin antarnegara tersebut juga akan saling bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama.