Bisnis.com, JAKARTA—Meski nama Ganjar Pranowo masuk dalam penjaringan calon presiden 2024 dari Partai NasDem, namun tidak mudah bagi partai tersebut untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah itu karena harus berhadapan dengan struktur partai yang lebih memilih Puan Maharani untuk menjaga soliditas partai.
Demikain dikemukakan oleh sejumlah pengamat politik terkait langkah Nasdem menjaring usulan nama capres lewat pengurus partai di provinsi yang memunculkan nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir dan Airlangga Hartarto. Langkah itu diambil setelah Partai NasDem batal menggelar konvensi calon presiden (capres) 2024.
Peneliti sekaligus profesor riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan bahwa meski langkah NasDem tersebut dinilai piawai dalam menyiapkan calon pemimpin, akan tetapi ada pertanyaan besar terkait penjaringan nama tokoh yang terjaring. Apakah tokoh itu mampu mendatangkan keuntungan untuk NasDem, kata Siti Zuhro mempertanyakan.
"Ini bisa memberi nilai tambah yang luar biasa kepada NasDem atau tidak?," katanya.
Terkait dengan nama Ganjar Pranowo yang masuk dalam penjaringan nama di NasDem, Siti Zuhro mengingatkan pentingnya memahami kultur politik PDI Perjuangan tempat Ganjar bernaung.
Apalagi, menurut Zuhro, kultur politik masing-masing partai sangat berbeda sebagaimana halnya ketika Jusuf Kalla yang maju bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meski tidak diusung oleh Partai Golkar pada Pilpres 2004.
Baca Juga
“NasDem harus memperhitungkan apakah kultur politik PDIP dan Ganjar mampu memberikan nilai tambah yang luar biasa bagi partai yang merekrut. Budaya politik di internal PDIP itu tegak lurus, katanya, Rabu (11/5/2022).
Sementara Golkar tidak punya kepatuhan tegak lurus, namun punya faksi-faksi dan elite yang punya pengaruh masing-masing, tegasnya.
Selain itu, Ganjar masih harus menghadapi Puan Maharani di internal PDIP. Puan dinilai tidak akan mundur dari konstestasi 2024 karena akan berdampak pada tampuk kepemimpinan partai, katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan dari beberapa nama yang berhasil dijaring, ada dua nama kuat yang bukan berasal dari elite partai, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dengan modal elektabilitas.
Sedangkan nama Airlangga Hartarto mendapati irisan dengan Ganjar dalam hal latar belakang. Airlangga saat ini menjabat sebagai Ketum Partai Golkar. Menurutnya, Ganjar harus mengkalkulasi karena dia punya modal elektabilitas dan di tubub partainya sudah ada nama Puan Maharani.
Kalau Ganjar bisa seperti Jokowi yang akhirnya didukung PDIP dalam pilpres, maka layak Ganjar bertahan. Sebaliknya, kalau kalkulasi Ganjar ujungnya tidak bisa ikut kontestasi karena PDIP mendukung Puan, maka Ganjar harus mengambil langkah strategis agar bisa naik gelanggang 2024.