Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Kelompok Tujuh (G7) akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (8/5/2022), setelah Presiden AS Joe Biden awal pekan ini mengatakan akan membahas kemungkinan tindakan tambahan dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.
Pembicaraan akan fokus pada perkembangan terakhir perang, upaya untuk mendukung Ukraina termasuk membebankan biaya besar untuk perang melawan Rusia, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dikutip dari Channelnewsasia, Sabtu (7/5/2022).
Para pemimpin negara-negara G7, yang meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Kanada, dan Italia, akan mengadakan pertemuan virtual mereka dengan Zelenskyy pada Minggu (8/5/2022) pagi, tambah juru bicara itu.
AS dan sekutunya sebelumnya telah bersatu menerapkan sanksi pada bank, pejabat, dan entitas Rusia lainnya yang bertujuan menghukum Moskow atas tindakannya, termasuk dugaan kejahatan perang. Rusia mencirikan invasinya sebagai operasi khusus untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Pada hari Rabu (4/5/2022), Biden mengatakan dia berencana membahas kemungkinan tindakan tambahan terhadap Moskow untuk melanjutkan dan mengintensifkan perang di negara tetangga Ukraina, menambahkan bahwa Amerika Serikat selalu terbuka untuk lebih banyak sanksi.
"Saya akan berbicara dengan anggota G7 minggu ini tentang apa yang akan kami lakukan atau tidak," katanya kepada wartawan minggu ini, setelah Uni Eropa mengusulkan sanksi terberatnya terhadap Rusia, termasuk embargo minyak bertahap.
Baca Juga
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menolak untuk meninjau tindakan spesifik apa pun, tetapi mengatakan Amerika Serikat terus berdiskusi dan dapat bertindak lebih jauh untuk menekan Moskow.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang akan berpartisipasi dalam panggilan tersebut, juga dijadwalkan memberikan pidato yang disiarkan televisi kepada rakyat Jerman pada hari Minggu (8/5/2022).
Tanggal tersebut menandai peringatan berakhirnya Perang Dunia II dan memiliki arti khusus tahun ini mengingat Ukraina dan Rusia - keduanya korban Nazi Jerman - sekarang berperang, kata juru bicara pemerintah Jerman.