Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Desak Pemerintah Gencarkan Edukasi soal Hepatitis Misterius

Edukasi oleh pemerintah dinilai DPR penting, demi menjaga agar masyarakat tidak panik menyikapi kasus hepatitis misterius.
Ilustrasi seorang anak dirawat akibat hepatitis akut misterius/WHO
Ilustrasi seorang anak dirawat akibat hepatitis akut misterius/WHO

Bisnis.com, JAKARTA – DPR mendesak pemerintah lebih gencar melakukan edukasi kepada masyarakat soal kasus hepatitis akut misterius pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun, yang belakangan ditemukan di Jakarta. Edukasi dinilai penting dalam rangka menjaga masyarakat agar tidak dirundung kepanikan.

“Saya kira langkah pertama untuk disampaikan dan edukasi pada masyarakat, ya kita tidak perlu panik terhadap situasi dan kondisi kekinian penyakit yang baru ini. Hepatitis misterius ini saya kira kita tidak perlu panik,” kata Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo saat dihubungi wartawan, Kamis (5/5/2022).

Menurut Rahmad apa yang dilakukan pemerintah sebenarnya sudah benar, yakni untuk tidak perlu takut walaupun organisasi kesehatan dunia, WHO sudah mengklasifikasi fenomena tersebut sebagai kejadian luar biasa.

Meski begitu, publik tetap harus waspada dan hati-hati. Antisipasi yang dinilainya bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Lalu menjaga protokol kesehatan.

Pemerintah dan masyarakat, tambah Rahmad perlu melakukan hal tersebut karena pada saat yang sama pandemi Covid-19 belum berakhir.

“Kalau edukasi, sosialisasi sudah menjadi bagian keseharian kita, apapun penyakitnya kita bisa meminimalkan mungkin. Untuk itu saya kira itu yang harus diperhatikan.” 

Sebagai konteks, hingga Rabu (4/5) WHO telah menerima laporan 228 kasus kemungkinan hepatitis misterius serupa pada anak-anak dari 20 negara. Sebagian besar kasus berasal dari Eropa. Ada juga dari Amerika, Pasifik Barat dan Asia Tenggara.

WHO pertama kali mendapat laporan terkait hepatitis ‘misterius’ pada 5 April 2022 atau sebulan lalu. Tepatnya berasal dari 10 kasus di Skotlandia yang terdeteksi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Lebih dari 100 kasus juga telah ditemukan di Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper