Bisnis.com, JAKARTA – Pesan perdamaian untuk mengutamakan hidup berdampingan dan menjaga keharmonisan bangsa Indonesia menjadi salah satu yang dikemukakan dalam khotbah Idulfitri di Masjid Istiqlal, Senin (2/5/2022).
Bertindak sebagai pengkhotbah adalah Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan, Alquran telah melarang agar tidak mencampuri agama yang satu dengan yang lain. Oleh karenanya, dia mengharapkan momentum idulfitri menjadi media untuk meningkatkan persaudaraan umat Islam dan sesama anak bangsa.
“Agama mengajarkan keberagaman disikapi dengan saling memahami dan saling mengerti. Melalui perjanjian Madinah, rasulUllah membangun masyarakat multietnis, multiagama yang hidup berdampingan di atas pondasi kesetiakawanan dan sepenanggungan,” ujarnya, Senin (2/5/2022).
Menurutnya, Indonesia merupakan negara kesatuan yang mampu menciptakan kerukunan. Perwujudan persaudaraan islam wajib senantiasa menjaga persaudaraan sesama muslim dan anak bangsa yang diikat ideologi.
“Namun, Kemajemukan juga jadi tantangan karena rawan konflik,” imbuhnya.
Pada Idulfitri tahun ini, Noor juga bersyukur karena masyarakat Indonesia dapat bersua dengan rasa gembira, persaudaraan dan kekhusukan. Hal itu ditandai dengan kehadiran saat solat idulfitri untuk bersama-sama mengagungkan dan mensyukuri nikmat Allah.
Baca Juga
Kebahagiaan idulfitri ini, kata dia, merupakan hasil perjuangan dalam melampaui fisik spiritual dan mental selama sebulan penuh dalam melaksanakan puasa dan Ibadah lainnya.
“Sejak hari pertama kita menahan lapar, haus, dan segala hawa nafsu, melatih kesabaran untuk meraih iman yang bertakwa. Sekarang kita patut gembira karena Insyaallah dosa-dosa kita diampuni oleh Allah,” imbuhnya.
Meski demikian, dia juga mengingatkan bahwa makna idulfitri bagi kaum muslim tidak hanya berakhirnya puasa dan kembali untuk makan minum teratur tetapi juga bermakna kembali suci seperti kehadiran bayi pertama di muka bumi.
Terampuninya segala pelanggaran manusia kepada Allah dan kesucian yang telah didapatkan, kata Noor, harus dilanjutkan dengan menyelesaikan persoalan yang terjadi antarpribadi dengan saling memaafkan.
Kemudian Idulfitri juga menjadi momentum bersama dalam melahirkan kesadaran bahwa manusia berasal dari penciptaan yang sama. Fitrah umat manusia yang sama yakni umat yang satu ciptaan Allah.
“Pusasa mengajarkan kita kesatuan orientasi, persamaaan pandangan dalam pengabdian. Puasa, menahan lapar dan dahaga. Itu nggak ada artinya di hadapan allah kalau masih melakukan secara lisan tidak berkata dengan baik,” pungkas Noor.