Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan perang proksi (proxy war) dengan memasok bantuan militer ke Ukraina ketika para menteri pertahanan berkumpul di Jerman untuk membahas bantuan militer bagi Ukraina.
Lavrov mengatakan kepada media pemerintah Rusia bahwa pada dasarnya NATO terlibat dalam perang dengan Rusia melalui proksi. Bahkan NATO telah mempersenjatai perang proksi itu. Dia juga memperingatkan bahwa risiko konflik nuklir sekarang “cukup besar".
“Perang proxy berarti perang,” kata Lavrov seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (26/4/2022).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan bahwa Moskow telah kehilangan harapan terakhirnya untuk menakut-nakuti dunia agar tidak mendukung Ukraina.
Ketika ditanya tentang pentingnya menghindari perang dunia ketiga, Lavrov mengingatkan bahaya serius ancaman perang nuklir.
“Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak yang akan seperti itu. Bahayanya serius, nyata dan kita tidak boleh meremehkannya," ujarnya.
Sementara itu, para pejabat Barat prihatin dengan meningkatnya penekanan Moskow pada penggunaan persenjataan nuklirnya karena kekuatan konvensionalnya telah goyah di Ukraina akibat terhambat oleh perlawanan sengit dan masalah logistik dan teknologinya sendiri.
Pembicaraan yang diselenggarakan di Jerman bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, diperkirakan akan dihadiri lebih dari 40 negara dan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. Mereka berkumpul di pangkalan udara Ramstein di barat daya Frankfurt.
Jenderal Mark Milley, ketua kepala staf gabungan AS, mengatakan tujuan utama dari pembicaraan itu adalah untuk mengoordinasikan peningkatan bantuan keamanan ke Kiev yang mencakup persenjataan berat, seperti howitzer, serta drone bersenjata dan amunisi.
"Beberapa minggu ke depan akan sangat, sangat kritis. Mereka membutuhkan dukungan terus menerus agar bisa sukses di medan perang. Dan itulah sebenarnya tujuan dari konferensi ini," kata Milley.