Bisnis.com, JAKARTA--Sedikitnya 168 orang tewas dalam bentrokan antara orang Arab dan non-Arab di wilayah Darfur, Sudan yang dilanda perang.
Adam Regal, juru bicara Koordinasi Umum untuk Pengungsi di Darfur, mengatakan kemarin bahwa bentrokan di daerah Kreinik di provinsi Darfur Barat juga telah melukai 98 lainnya.
Disebutkan bahwa bentrokan pertama meletus pada hari Kamis dengan terbunuhnya dua orang oleh penyerang tak dikenal di Kreinik, sekitar 30 km (18 mil) timur Genena, ibukota provinsi Darfur Barat.
Bentrokan kemudian mencapai Genena, di mana kelompok-kelompok bersenjata menyerang orang-orang yang terluka saat mereka dirawat di rumah sakit utama kota itu, menurut Salah Saleh, seorang dokter dan mantan direktur medis di rumah sakit tersebut sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (25/4/2022).
Gambar yang diposting online pada hari Minggu menunjukkan rumah-rumah yang terbakar mengirimkan gumpalan asap hitam tebal ke langit, sementara yang lain menunjukkan sejumlah rumah dan gubuk hangus terbakar.
Komite Palang Merah Internasional meminta pihak berwenang untuk memastikan evakuasi yang aman bagi mereka yang terluka ke rumah sakit.
Baca Juga
Pada hari Minggu, kelompok bantuan menuduh milisi yang didukung pemerintah yang dikenal sebagai Janjaweed mendalangi serangan terbaru.
Kelompok bersenjata terutama dari etnis Arab populer pada awal 2000-an karena perannya dalam penindasan pemberontakan etnis minoritas di Darfur.
Banyak dari anggotanya sejak itu telah diintegrasikan ke dalam Pasukan Gerak Cepat yang ditakuti. Pasukan itu dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, wakil pemimpin de facto Sudan, menurut kelompok-kelompok hak asasi.
Regal mengatakan kelompok bersenjata itu dalam beberapa pekan terakhir "melakukan pembunuhan, pembakaran, penjarahan, dan penyiksaan tanpa ampun".