Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarah Hari Ini, Konferensi Asia Afrika di Bandung Dimulai Tahun 1955 Lalu

67 Tahun silam terjadi peristiwa Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada Tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.
Pejalan kaki melintas di depan baliho sosialisasi acara peringatan Konferensi Asia Afrika, di Jakarta, Senin (6/4)./Antara-Andika Wahyu
Pejalan kaki melintas di depan baliho sosialisasi acara peringatan Konferensi Asia Afrika, di Jakarta, Senin (6/4)./Antara-Andika Wahyu

Bisnis.com, JAKARTA -18 April 1955 Konferensi Asia Afrika dimulai di Bandung, Indonesia.

67 Tahun silam terjadi peristiwa Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada Tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.

Konferensi ini bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan bersama, terutama kedaulatan negara-negara Asia Afrika, melawan imperialisme dan rasialisme.

Di Tahun 2021 ini persamaan nasib dan semangat solidaritas yang melahirkan konferesi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika 66 tahun silam kembali menemukan relevansinya di saat dunia bersama-sama membangun solidaritas untuk berjuang menghadapi pandemi sebagaimana dilansir dari kemlu.go.id.

Lebih lanjut dalam disebutkan, semangat kemanusiaan dan solidaritas bangsa Asia dan Afrika tercermin pada logo peringatan yang berbentuk angka 66 yang mengesankan dua benua dengan dua tangan saling berpegangan erat sebagai simbol ‘Kemanusiaan dan Solidaritas’ untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Warna merah melambangkan Asia, sedangkan warna hijau merepresentasikan Afrika, dengan latar belakang putih menggambarkan dunia.

Dilansir dari wikipedia, Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario.

Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial Prancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.

Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper