Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Rusia mengultimatum pasukan bayaran asing di Ukraina supaya menyerahkan diri atau akan dibinasakan.
Rusia menyebut bahwa secara total sebanyak 400 tentara bayaran asing saat ini dikepung di wilayah perusahaan Azovstal.
Baca Juga
"Kebanyakan dari mereka adalah warga negara Eropa, serta Kanada," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, Minggu (17/4/2022).
Igor menuturkan bahwa percakapan radio antar militan di Mariupol dilakukan dalam enam bahasa asing.
Dia mengancam, jika pasukan asing tersebut berkukuh untuk terus bertempur, pasukan Rusia tidak akan segan-segan menghancurkan mereka tanpa sisa.
"Jika terjadi perlawanan lebih lanjut, semuanya akan dihancurkan," ujarnya.
Secara total, sejak dimulainya operasi militer khusus, rezim Kiev disebut telah menarik 6.824 tentara bayaran asing dari 63 negara bagian ke Ukraina.
Rombongan terbesar datang dari Polandia - 1717 orang. Sekitar 1.500 tentara bayaran tiba dari AS, Kanada, dan juga Rumania. Sementara itu dari Inggris dan Georgia, masing – masing hingga 300 orang.
"193 orang tiba dari wilayah yang dikuasai Turki di Republik Arab Suriah," jelasnya.
Adapun sebagian besar tentara bayaran sekarang didistribusikan sebagai bagian dari kelompok Ukraina di kota-kota Kyiv, Kharkov, Odessa, Nikolaev dan Mariupol.
Namun demikian, menurut Igor, jumlah tentara bayaran terus menurun. Saat ini tinggal 4.877 orang. Sebanyak 1.035 tentara bayaran asing telah tewas. Sedangkan 912 tentara bayaran lainnya menolak untuk berpartisipasi dan melarikan diri dari Ukraina.
"Mereka datang ke Ukraina untuk mendapatkan uang dengan membunuh Slavia. Karena itu, yang terbaik yang menanti mereka adalah pertanggungjawaban pidana dan hukuman penjara yang lama," tukasnya.