Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO Belum Mau Ubah Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi, Mengapa?

WHO mengungkapkan alasan status pandemi Covid-19 hingga saat ini belum berubah menjadi endemi.
Layanan Medis Darurat Praha berjalan saat mereka mengangkut pasien dengan truk ambulans khusus dari rumah sakit yang meluap selama wabah virus corona (Covid-19) di Ceska Lipa, Republik Ceko, Kamis (18/3/2021). /Antara-REUTERS
Layanan Medis Darurat Praha berjalan saat mereka mengangkut pasien dengan truk ambulans khusus dari rumah sakit yang meluap selama wabah virus corona (Covid-19) di Ceska Lipa, Republik Ceko, Kamis (18/3/2021). /Antara-REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda bertransisi menjadi endemi.

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan mengatakan bahwa anggapan pandemi Covid-19 sudah mereda dan menjadi endemi adalah salah.

"Saya tentu tidak percaya kita telah mencapai sesuatu yang mendekati situasi endemi dengan virus ini. Itu [Covid-19] belum menjadi penyakit endemik,” kata Ryan dikutip dari Aljazeera, Kamis (14/4/2022).

Ryan mengatakan bahwa virus Corona belum masuk ke pola musiman atau penularan apa pun, dan masih mampu menyebabkan epidemi besar.

Dia juga membandingkan Covid-19 dengan penyakit Tuberkulosis (TBC) dan malaria yang kini berstatus sebagai endemi, tetapi masih menjadi penyebab kematian jutaan orang di seluruh dunia setiap tahun.

“Jangan percaya endemi diartikan ringan atau tidak masalah. Itu sama sekali tidak,” ujarnya.

Senada, salah satu pejabat lain di WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan, virus Covid-19 masih memiliki tingkat penyebaran yang tinggi sehingga berpotensi mengakibatkan kematian

“Kita masih berada di tengah pandemi ini. Kita semua berharap tidak demikian. Tapi kami pastikan kita belum masuki tahap endemik,” tegasnya.

WHO mencatat pada pekan lalu, jumlah kematian akibat Covid-19 menjadi yang terendah sejak masa awal pandemi pada 2020.

Namun, dengan jumlah kematian lebih dari 20.000 orang, WHO menilai kewaspadaan terhadap Covid-19 tidak boleh dikendurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper