Bisnis.com, JAKARTA — Pesiden AS Joe Biden mengumumkan bantuan militer senilai US$750 juta untuk Ukraina setelah menyebut Presiden Vladimir Putin sebagai pelaku pembantaian massal (genosida).
Bantuan tambahan itu ditujukan untuk memperkuat persenjataan Ukraina dalam perang melawan Rusia, menurut dua pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (13/4).
Bantuan peralatan militer tersebut akan didanai dengan menggunakan Otoritas Pendanaan Presiden atau PDA. Dana itu bisa digunakan melalui transfer barang dan layanan tanpa persetujuan Kongres dalam menanggapi keadaan darurat.
Hanya saja satu pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa penentuan akhir masih dibahas terkait rincian peralatan.
Sebelumnya Biden mengatakan bahwa Putin telah melakukan genosida di Ukraina. Tudingan itu baru pertama kali disampaikan setelah sebelumnya Biden hanya menyebut Putin sebagai pelaku kejahatan perang.
“Anggaran keluarga Anda dan kemampuan Anda untuk mengumpulkan kekayaan tidak harus bergantung pada posisi Anda sebagai diktator yang menyatakan perang dan melakukan genosida di belahan dunia lain,” kata Biden di sebuah acara di negara bagian Iowa terkait kenaikan harga gas di Amerika Serikat.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa pembicaraan dengan Ukraina telah buntu karena pihak Ukraina membuat "klaim palsu" tentang kejahatan perang dan tuntutan tambahan untuk jaminan keamanan.
"Kami kembali ke situasi buntu lagi," kata Putin seperti dikutip BBC.com, Rabu (13/4/2022).
Dia menambahkan bahwa Rusia akan melanjutkan operasi militer di Ukraina. Pernyataan Putin ini adalah yang pertama di depan umum sejak pasukan Rusia menarik diri dari wilayah utara Ukraina di sekitar ibu kota Kiev.
Di sisi lain, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan kepada bahwa meskipun negosiasi sulit dilakukan, tapi langkah itu akan terus berlanjut.