Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Cegah Stunting, Kepala BKKBN Sasar Calon Pengantin dan Ibu Hamil

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan strategi ampuh untuk mencegah stunting adalah sebelum terjadinya kehamilan yaitu intervensi  terhadap para calon pengantin dan ibu hamil.
Ilustrasi anak 'stunting' atau kerdil yang antara lain disebabkan kurang gizi./Istimewa
Ilustrasi anak 'stunting' atau kerdil yang antara lain disebabkan kurang gizi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan strategi ampuh untuk mencegah stunting adalah sebelum terjadinya kehamilan yaitu intervensi  terhadap para calon pengantin dan ibu hamil.

Menurut dia, walaupun anak yang sudah stunting tetap harus diurus dengan baik, namun mencegah stunting di masing-masing daerah adalah strategi ampuh untuk mempermudah para kepala daerah menurunkan stunting di wilayahnya.

Hal itu dikatakan Hasto Wardoyo saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/4/2022).

“Karena waktu tinggal kurang dari 2,5 tahun, mari faktor spesifik yang ada pada saat mau nikah karena anemia, karena kurang gizi diselesaikan. Saat hamil kurang vitamin diselesaikan, saat melahirkan KB-nya harus diurus, biar ASI nya juga eksklusif, diselesaikan. Ini kita inkubasikan saja. Sehingga tekadnya meskipun dia masih miskin, bisa melahirkan anak yang tidak stunting. Meskipun dia belum punya jamban karena APBD terbatas tetapi bisa melahirkan anak tidak stunting,” jelas Wardoyo.

Dia pun mengatakan telah menyiapkan roadmap soal percepatan penurunan stunting di Tanah Air.

Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan bahwa pada tahun 2024 mendatang, angka stunting harus turun hingga 14 persen.

Untuk itu, pihaknya menargetkan penurunan stunting sebesar 3 persen setiap tahunnya. Karena, saat ini angka stunting 24,4 persen.

"Presiden memberik arahan 3 persen, bahkan secara langsung tahun 2022 dibebbankan atau ditargetkan 3 persen penurunan dari angka sekarang 24,4 persen," kata Wardoyo.

Pendekatan untuk mempercepat penurunan stunting dengan mengambil 5 provinisi yang memiliki jumlah penduduk besar. Lalu, ditambah dengan 7 provinsi yang angka stunting masih cukup tinggi yakni: Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat.

“Ini menjadi target untuk priorotas percepatan penurunan stunting ditambah dengan Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara dengan pertimbangan penduduk besar,” ucapnya.

 Dengan 12 provinsi itu, diharapkan target percepatan penurunan stunting bisa mencapai target pada tahun 2024.

"Kita akan mempercepat (penurunan stunting, red) karena di 12 provinsi itulah baik kesenjangan terjadi sangat lebih besar maupun jumlah penduduk, secara otomatis jumlah stuntingnya tinggi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper