Bisnis.com, JAKARTA - Delegasi dari Ukraina dan Rusia telah tiba di kota Istanbul, Turki untuk memulai putaran baru pembicaraan damai terkait perang Rusia vs Ukraina hari ini, Selasa (29/3/2022).
Perunding Ukraina dan Rusia bertemu di Turki untuk pembicaraan tatap muka, dimana delegasi Kyiv mencari solusi gencatan senjata tanpa menyerahkan wilayah atau kedaulatan.
Pembicaraan tatap muka yang dijadwalkan mulai pukul 10.30 (waktu setempat, sekitar pukul 13.00 IST). Perundingan damai Rusia dan Ukraina tersebut akan dipandu lansung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Kantor Kerja Kepresidenan Dolmabahce, Distrik Besiktas, Istabul.
Sejauh ini, Rusia dan Ukraina telah mengadakan tiga putaran pembicaraan langsung di Belarus. Adapun, sesi keempat mereka dalam format konferensi video.
Dalam kesempatan sebelumnya, Rusia menuntut agar Ukraina meninggalkan niat untuk bergabung dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersedia untuk berkompromi.
Masalah lain diharapkan akan dibahas termasuk nasib wilayah yang dikuasai separatis di timur Ukraina dan status Krimea, yang secara resmi dianeksasi oleh Rusia pada 2014.
Baca Juga
Sementara itu, Turki semakin mempercepat upaya diplomatiknya di arena internasional dengan menegaskan kembali kebijakannya bahwa mereka siap memainkan peran mediator untuk perdamaian abadi di kawasan tersebut.
Dalam panggilan telepon pada Minggu (27/3/2022), Presiden Erdogan mengatakan kepada Presiden Vladimir Putin, bahwa gencatan senjata dan perdamaian antara Moskow dan Kiev harus dicapai sesegera mungkin.
Erdogan juga meminta agar situasi kemanusiaan di wilayah tersebut harus ditingkatkan. Dia terus mengulangi bahwa Turki akan terus berkontribusi dengan segala cara yang memungkinkan selama proses ini.
“Lalu lintas telepon” yang dilakukan dengan Presiden Putin dan Presiden Zelensky berkembang ke arah yang positif. Turki telah mengerahkan upaya signifikan untuk menyelesaikan krisis melalui kesepakatan dan dialog.
Pertemuan hari ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa pihaknya tidak memperdagangkan orang, tanah, atau kedaulatan.
“Minimal programnya adalah soal kemanusiaan, dan program maksimalnya adalah mencapai kesepakatan gencatan senjata,” kata Menlu Kuleba.
Namun, Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Vadym Denysenko mengatakan bahwa dia ragu akan ada terobosan baru dalam pertemuan di Turki.
Senada dengan Denysenko, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meragukan harapan untuk kemajuan, dengan mengatakan Presiden Putin tampaknya tidak siap untuk membuat kompromi buat mengakhiri perang.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pembicaraan sejauh ini belum menghasilkan kemajuan substansial, tetapi penting untuk dilanjutkan secara langsung.