Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra menyebut ada upaya membuat penyelenggara Pemilu tidak dipercaya oleh masyarakat lewat berita-berita hoaks.
"Tidak percayanya masyarakat terhadap penyelenggara Pemilu melalui hoaks," kata Ilham dalam webinar Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Senin (28/3/2022).
Hal tersebut, kata Ilham, tidak baik untuk penyelenggara Pemilu dan Demokrasi Indonesia. Dia kemudian menceritakan pada 2019 silam, KPU pernah diterpa hoaks bahwa ada surat suara yang dikirim dari China yang sudah dicoblos.
Menanggapi itu tersebut, Ilham mengungkapkan langsung mengecek ke pelabuhan dan bea cukai untuk memastikan hal tersebut.
"Tidak ada surat suara yang dibawa dari China," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, KPU juga pernah diterpa hoaks soal servernya yang berada di luar negeri. Selain itu, KPU juga pernah dituduh memenangkan salah satu pasangan calon Pemilu 2019 dengan perolehan 62 persen.
"Hoaks ini juga menceritakan soal rekapitulasi, itu sangat luar biasa dan mengganggu proses demokrasi dan upaya delegitimasi penyelenggaraan pemilu," kata Ilham.
Berkaca dari kejadian tersebut, Ilham menilai, pengecek fakta atau fact checker sangat penting dalam keberlangsungan demokrasi yang sehat.
"Fact checker untuk kita pahami betul, penting untuk memperkuat demokrasi kita, jangan sampai demokrasi kita penyelenggara dilakukan oleh yang berupaya delegitimasi penyelenggara pemilu dan demokrasi kita," ungkapnya.